Rabu, 20 Februari 2013

Meredam Kekumuhan



  • Kampanye pemilukada sebagai tahapan awal pengenalan calon kepala daerah baru saja dimulai diseluruh wilayah kabupaten Pasuruan . Enam pasang kandidat berebut simpati massa dengan menggunakan media luar ruang. Baliho ,selebaran dan spanduk yang masih dianggap efektif sebagai sarana penyampai pesan calon kepala daerah . Tak ubahnya iklan komersil maka iklan politik sarat akan polesan citraan calon kepala daerah . Maka semakin kumuhlah wajah sebuah kota dan atau desa dengan kehadiran iklan luar ruang yang riuh . 
  •  
  • Sebagaimana iklan jualan kecap nomor satu maka calon kandidat melalui agen iklan dan manajer kampanye akan berjuang seluwes mungkin dengan bujuk rayu kepada konsumen atau calon pemilih bahwa mereka pantas dipilih . Perkara nanti setelah terpilih dan janji menguap begitu saja, itu sepertinya bukan soal serius bagi para politisi . 
  •  
  • Jika menganut pemilukada dengan Jokowi sebagai preseden yang baik, maka saatnya para calon kepala daerah harus berubah orientasinya . Dari dilayani menjadi pelayan yang baik kepada masyarakat seperti yang ditunjukkan oleh Jokowi saat sekarang sebagai gubernur Jakarta . Citraan bolehlah dipakai namun sampai sejauh mana batas citraan terhadap realitas diri calon pemimpin . Mengingat drakula narsis bergentayangan begitu saja dan tiba-tiba menjadi pemuka masyarakat lantas korup.


Bersambung . . . . . . . . . . . . .

Seratus Tahun Kesunyian Legiun Asing Dan Secangkir Kopi

Bowo seorang pemuda yang merasa lapar dan ingin makan. Bowo berjalan-jalan mencari tempat yang cocok untuk menutupi keinginannya tersebut. S...