Siang ini sebenarnya cuma rebahan di samping kasur. Efek dingin lantai menyeruak kedalam tubuh. Sensasinya sungguh membuat rileks dan akhirnya tercetuslah ide tentang tulisan ini.
Senin, 03 Januari 2022
Waktu Adalah Jam
Jumat, 16 Oktober 2015
berbicaralah sastra
Berlanjut masa awal kemerdekaan dengan apik AA Navis menggambarkan pergolakan PRRI . Bahwa para penjarah yang adalah pemberontak tak jadi menjarah korban dalam bus lantaran korban mengaku kalau kakak iparnya juga berjuang masuk ke hutan . Juga pasca PRRI ketika gerakan nasional pemberantasan buta huruf justru membuat malang seorang yang buta huruf karena terjaring razia .
Pun menjelang pergantian kekuasaan dibakarlah istana kesultanan Bulungan di Kalimantan Timur . Lantaran dituduh anti revolusi dan mau membangkang , sepertinya ini hanya pengulangan belaka para penghasut dalam samudra revolusi .
Meloncat ketika masa saya SMA terjadi tuntutan agar pemimpin nasional mundur dan diadakan pemilu , namun kekeuhnya sang pemimpin membuat ia terjungkal dan menjadi pesakitan . Bagai cendawan dimusim hujan berteranlah karya karya anak bangsa . Namun yang memilukan masih saja peristiwa amoral turut serta , penjarahan dan pemerkosaan .
Kini setelah sekian tahun masa masa demokrasi tugas kita adalah mengusahakan kemerdekaan untuk segala bangsa . Karena kebencian yang membabi buta tidak memiliki peranan kecuali generasi yang hilang dan absurd .
Senin, 19 Mei 2014
Tidak Membaca Hitam Putih
Kisah epos wiracarita Mahabarata sungguh memesona saya sewaktu kecil SD
sampai SMP . Apalagi pernah ditayangkan dilayar TPI jaman dulu , sehingga
terpaksa lari dari eskul Pramuka . Saking gandrungnya lari-lari kecil mulai
dari sekolah sampai rumah yang jaraknya kurang lebih satu kilometer saya lakoni
demi sebuah epos yang diangkat dilayar kaca . Saya terpana dengan kesaktian
para anak titisan dewa yang dominan dalam cerita tersebut . Dan jelas karakter
Pandawa adalah milik kita semua ( waktu itu ) . Beranjak SMP saya menemukan
cerita Mahabarata yang bergambar bisa dikatakan komik . Anehnya bukan tulisan
cerita yang membuat saya berlama-lama memelototi komik tersebut , namun gambar
sampul sampai isi . Lantas saya punya kesimpulan bahwa tukang gambarnya hebat menurut
alam pikiran saya pada saat itu , lha wong soalnya saya kurang atau bahkan
sangat jelek jika menggambar hahaha ( ini karakter jelek atau eksentrik saya ,
wong nggak punya keahlian atau jeblok pada kurikuler tertentu malah tertawa
terbahak-bahak ) . Kembali ke epos Mahabarata bahwa ternyata episode di
televisi sudah nggak berlanjut dan saya lupa .
Melompat sekitar tahun 2004-2005 adalah karya Agus Sunyoto , Suluk Abdul
Jalil . Pada bagian pengantar saya terhenyak ketika membaca pemaparan penulis
dalam exegese bahwa sejarah adalah milik pemenang perang . sebagaimana kita
tahu peristiwa tumpas kelor / genosida bangsa Eropa terhadap bangsa Indian di
Amerika . Bangsa Indian digambarkan buas , pemakan sesama dan suka berperang .
Dalam karya fiksi Karl May / OLd Shuterhand malah berkawan baik atau bersahabat
dengan Winnetou kepala suku bangsa Apache yang agung . Maka penggambaran hitam
atas putih bisa jadi penafsiran subjektif pemenang perang .
Inilah yang kemudian menjadikan penilaian lain saya terhadap epos wiracarita
bahkan sebuah peristiwa yang harus diselami dari berbagai sudut pandang .
Sayang ini adalah ranah filsafat sejak jaman prawayang sampai kontemporer maka
kedangkalan adalah pemenangnya . Segala harus serba instan , yang dalam
dibungkus saja buat arsip di museum ha ha . Salam .
Tony Herdianto
Ekosistem Dan Daya Tahan
Konon merk besar digarap disebuah garasi seperti Facebook kini menjelma menjadi metaverse Instagram WhatsApp dan Threads. Merk besar perusa...
-
Konon merk besar digarap disebuah garasi seperti Facebook kini menjelma menjadi metaverse Instagram WhatsApp dan Threads. Merk besar perusa...
-
Selamat hari lahir Pancasila bung Karno dan kota Jakarta. Bulan Juni begitu istimewa. Begitupun banyak tokoh lahir di bulan Juni berasa is...
-
Minggu yang lalu tepatnya tanggal 5 februari kami bersama rombongan berangkat menuju kota gudeg, kami berangkat dalam satu rombongan bus ...