Sabtu, 14 Juli 2012

Islam dan Demokrasi (II)

    

     Sebagaimana sejarah tentang peradaban maka periodesasi perkembangan Islam adalah Jazirah Arab yang dengan segala aspek budaya dan tradisinya. Maka periodesasi yang paling menentukan adalah ketika persinggungan dengan para pedagang di nusantara dengan beragam budaya dan tradisinya . Diaspora atau penyebaran oleh pedagang dan guru tarekat / mursyid berkembang secara dinamis lantaran penduduk nusantara sudah mengenal Tuhannya sejak jaman purwakala.

 Dari sini kiranya dapat kita tarik benang merah betapa sebagai bangsa yang religius kita sudah sejak lama menjunjung tinggi demokrasi dalam segala bentuk peradaban. Sekalipun kenyataannya kita dikuasai oleh hampir ratusan kerajaan atau kesultanan , namun ghirah / semangat demokrasi itu sudah nampak .

    Menarik untuk menjadi bahasan adalah sumbangsih yang sangat berarti tentang kebhinekaan kita. Berbeda namun tetap satu jua, sebenarnya ini adalah ambiguitas sebagai sebuah bangsa, namun dipersatukan mungkin oleh nasib saling menderita. Pada periodesasi perkembangan Islam di nusantara para penyebarnya terutama di Jawa dengan sentral 9 wali.

     Maka proses akulturasi berjalan sangat progresif dan mungkin juga revolusioner. Bisa dilihat dari semula kerajaan bercorak Hindu-Budha beralih ke kerajaan / kesultanan. Bisa juga dimaknai sebagai proses demokrasi karena para raja atau bangsawan beralih secara sukarela tanpa paksaan. Kita juga tahu bahwa di India sekalipun dinasti Jehan sekian abad berkuasa namun di India, Hindu tetap sebagai agama dengan pemeluk mayoritas. Mungkin ini juga sesuai dengan konsep negara modern dimana Nabi memimpin tidak hanya umat Islam namun juga Kristen ,Yahudi juga Zoroaster di Madinah.

    Kembali tentang konsep demokrasi dalam Islam adalah teladan seperti Nabi yaitu penguasa atau pemimpin dihasilkan melalui musyawarah atau kesepakatan bersama. Di jaman modern ini mungkin hanya Swiss dan Swedia yang masih menerapkan model konsensus untuk tujuan kebaikan bersama . Di nusantara malah terjadi proses sebaliknya dengan model pemilu langsung untuk memilih wakil di parlemen maupun eksekutif. Bahkan terjebak dengan semangat pemberangusan terhadap tradisi , menjadi contoh pasar tradisional dirobohkan di ganti dengan mall. 

    Lebih ironi lagi pelaksanaan demokrasi jauh dari semangat kebangsaan tentang prinsip dasar kebhinekaan yaitu Pancasila dan UUD 1945, maka kiranya perlu menjadi tinjauan bersama mengenai demokrasi kita. Bahwa Islam dan segala aspeknya menghendaki kebaikan bersama semuanya juga sebagaimana demokrasi dicetuskan. Pembaca yang terhormat kiranya sudilah untuk menilai memberi nilai dan menyimpulkan tentang semangat Islam dan Demokrasi, terutama menuju bangsa yang majemuk dengan tetap menjunjug tinggi budaya yang luhur. (Salam)

Rabu, 11 Juli 2012

Flower Flower



Thus the sunshine
The water spread
The breed growing up
The land so fertile
We love the flower
Emotion any kind
Untill We gonna die

The flower never end
Always by my side always stand
Rose jasmine dahlia
I love perfume I love poem

27 June 2012

I am not a writer I just make a note
I am not a reporter I just take a part
I am not an actor I just on my own decision
I do anything I like to do
I create my world based on my own
I accept what they want sometimes
I accomodate along I can handle
I suppossed my world so easy
I regard what the decision they make
Life so simple but so hard
Complexicity the most popular art
I do believe someday my life change
even I do not know what I have done


Goblok Kolektif

Mengolah mitos menjadi ilmu pengetahuan atau mencari jalan tengah, bahwa mengubah wabah menjadi hikmah adalah tugas mulia yang diemban oleh manusia beradab. Sebab jaman semakin mutakhir semakin kompleks maka dibutuhkan suatu sistem untuk mengurai kerumitan . Ibarat rel yang lapuk maka kereta hampir selalu anjlok bahkan keluar lintasan. Dibutuhkan juga manusia dengan kesadaran baru , sebagai makhluk sosial maka kita wajib bekerja sama. Faktanya adalah kesejahteraan jauh api dari panggang, sembako semakin mahal, kesehatan tidak murah apalagi sekolah seperti barang dagang pada umumnya. Belum lagi carut marut kisruh bidang hukum , politik dan keamanan. Wow negeri kita kaya akan sistem yang amburadul saling tumpang tindih. Kekerasan hari ini secara gilang gemilang direproduksi oleh kelompok kepentingan demi rebutan lapak dan lahan parkir. Berlaku benturan antar kebiadaban bahwa sistem yang pandir masih bertahan lantaran mitos sering mendahului fakta. Mungkin kita kaya lantaran klenik dan hal hal yang memang menjadi tradisi secara kolektif. Dari sini dihasilkan sebuah sintesa bahwa kegoblokan dihasilkan lantaran sistem dan pelaksana teknis lapangan setali tiga uang, lha guru saya maling maka saya juga jadi maling.

Menjadi urgen bahwa ketika berdiskusi dengan seorang teman bahwa karakter ternyata bisa diubah. Nah hari saat sekarang sanggupkah kita berubah dari karakter yang korup menjadi wajar tanpa pengecualian mirip audit BPK. Bahwa sistem korup saling berkelit kelindan dengan imun imun yang juga korup. Dari sini nampaknya nurani yang sanggup bicara manakala akal sudah nggak waras, logika jungkir balik lantaran goblokisme kolektif. Lantas sampai kapan sistem yang cerdas sanggup membebaskan manusia yang terjebak dalam goblokisme kolektif. Pada akhirnya akan dicari jalan ke masa lampau atau tradisi kearifan lokal yang kemudian bertransformasi sebagai jati diri atau membangun karakter yang sesuai jati diri bangsa.

Kita terjebak ke dalam samudra goblokisme kolektif internasional lantaran sejak awal tidak ada usaha yang sungguh sungguh untuk menjadikan kemanusiaan sebagai landasan pencapaian kemerdekaan dan kedaulatan. Alih alih demi kemanusiaan yang adil dan beradab yang ada hanyalah seberapa kaya dan kuasa kita terhadap akses publik yang seharusnya dinikmati rakyat banyak. Semakin panjang daftar dosa dan kesalahan goblokisme kolektif maka semakin hancur rusak binasa keadaban dan peradaban manusia . Kita mungkin hanya menunggu ratu adil namun ratu adil adalah tafsir imajiner manusia yang kalah sebelum berperang. Menilik Pramudya Ananta Toer dalam sebuah novel kebenaran tidak akan jatuh dari langit kebenaran akan tegak karena diusahakan secara sungguh-sungguh sepenuh hati. (Salam)

Seratus Tahun Kesunyian Legiun Asing Dan Secangkir Kopi

Bowo seorang pemuda yang merasa lapar dan ingin makan. Bowo berjalan-jalan mencari tempat yang cocok untuk menutupi keinginannya tersebut. S...