Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Oktober 2015

berbicaralah sastra

Maka adalah sastra merekam segala gejolak sosial yang aktual pada saat peristiwa atau kejadian berlangsung . Bahwa peristiwa kemerdekaan juga diikuti oleh revolusi sosial menentang penguasa lokal yang tidak Jakarta minded . Di Jawa keraton kasunanan Surakarta tidak berdaya ia kehilangan status sebagai daerah otonom . Begitu juga kesultanan di Sumatra Timur para raja dan bangsawan menjadi korban revolusi anaknya sendiri .

Berlanjut masa awal kemerdekaan dengan apik AA Navis menggambarkan pergolakan PRRI . Bahwa para penjarah yang adalah pemberontak tak jadi menjarah korban dalam bus lantaran korban mengaku kalau kakak iparnya juga berjuang masuk ke hutan . Juga pasca PRRI ketika gerakan nasional pemberantasan buta huruf justru membuat malang seorang yang buta huruf karena terjaring razia .

Pun menjelang pergantian kekuasaan dibakarlah istana kesultanan Bulungan di Kalimantan Timur . Lantaran dituduh anti revolusi dan mau membangkang , sepertinya ini hanya pengulangan belaka para penghasut dalam samudra revolusi .

Meloncat ketika masa saya SMA terjadi tuntutan agar pemimpin nasional mundur dan diadakan pemilu , namun kekeuhnya sang pemimpin membuat ia terjungkal dan menjadi pesakitan . Bagai cendawan dimusim hujan berteranlah karya karya anak bangsa . Namun yang memilukan masih saja peristiwa amoral turut serta , penjarahan dan pemerkosaan .

Kini setelah sekian tahun masa masa demokrasi tugas kita adalah mengusahakan kemerdekaan untuk segala bangsa . Karena kebencian yang membabi buta tidak memiliki peranan kecuali generasi yang hilang dan absurd . 

Jalan tengah adalah jawaban dari kejumudan demokrasi prosedural , sastra menjadi ruang batin nasional . Membaca sastra membaca sejarah bangsa makakita akan dapatkan hikmah agar das sollen tidak bertentangan dengan das sein . Salam .


Sabtu, 14 Juli 2012

Islam dan Demokrasi (II)

    

     Sebagaimana sejarah tentang peradaban maka periodesasi perkembangan Islam adalah Jazirah Arab yang dengan segala aspek budaya dan tradisinya. Maka periodesasi yang paling menentukan adalah ketika persinggungan dengan para pedagang di nusantara dengan beragam budaya dan tradisinya . Diaspora atau penyebaran oleh pedagang dan guru tarekat / mursyid berkembang secara dinamis lantaran penduduk nusantara sudah mengenal Tuhannya sejak jaman purwakala.

 Dari sini kiranya dapat kita tarik benang merah betapa sebagai bangsa yang religius kita sudah sejak lama menjunjung tinggi demokrasi dalam segala bentuk peradaban. Sekalipun kenyataannya kita dikuasai oleh hampir ratusan kerajaan atau kesultanan , namun ghirah / semangat demokrasi itu sudah nampak .

    Menarik untuk menjadi bahasan adalah sumbangsih yang sangat berarti tentang kebhinekaan kita. Berbeda namun tetap satu jua, sebenarnya ini adalah ambiguitas sebagai sebuah bangsa, namun dipersatukan mungkin oleh nasib saling menderita. Pada periodesasi perkembangan Islam di nusantara para penyebarnya terutama di Jawa dengan sentral 9 wali.

     Maka proses akulturasi berjalan sangat progresif dan mungkin juga revolusioner. Bisa dilihat dari semula kerajaan bercorak Hindu-Budha beralih ke kerajaan / kesultanan. Bisa juga dimaknai sebagai proses demokrasi karena para raja atau bangsawan beralih secara sukarela tanpa paksaan. Kita juga tahu bahwa di India sekalipun dinasti Jehan sekian abad berkuasa namun di India, Hindu tetap sebagai agama dengan pemeluk mayoritas. Mungkin ini juga sesuai dengan konsep negara modern dimana Nabi memimpin tidak hanya umat Islam namun juga Kristen ,Yahudi juga Zoroaster di Madinah.

    Kembali tentang konsep demokrasi dalam Islam adalah teladan seperti Nabi yaitu penguasa atau pemimpin dihasilkan melalui musyawarah atau kesepakatan bersama. Di jaman modern ini mungkin hanya Swiss dan Swedia yang masih menerapkan model konsensus untuk tujuan kebaikan bersama . Di nusantara malah terjadi proses sebaliknya dengan model pemilu langsung untuk memilih wakil di parlemen maupun eksekutif. Bahkan terjebak dengan semangat pemberangusan terhadap tradisi , menjadi contoh pasar tradisional dirobohkan di ganti dengan mall. 

    Lebih ironi lagi pelaksanaan demokrasi jauh dari semangat kebangsaan tentang prinsip dasar kebhinekaan yaitu Pancasila dan UUD 1945, maka kiranya perlu menjadi tinjauan bersama mengenai demokrasi kita. Bahwa Islam dan segala aspeknya menghendaki kebaikan bersama semuanya juga sebagaimana demokrasi dicetuskan. Pembaca yang terhormat kiranya sudilah untuk menilai memberi nilai dan menyimpulkan tentang semangat Islam dan Demokrasi, terutama menuju bangsa yang majemuk dengan tetap menjunjug tinggi budaya yang luhur. (Salam)

Selasa, 29 Mei 2012

Negasi Sebuah Perjuangan

    
    S
ebermula adalah kata, terjalin rangkaian kata menjadi kalimat. Berjilid-jilid menjadi aneka warna karya, kedaulatan ada ditangan penulis dan pembaca. Maka berbicaralah sang pujangga, ada kalanya hidup manusia diliputi kesenangan akan dunia. Juga sebaliknya kesedihan merundung kehidupan manusia. Sang bijak bestari berkata semua ada hikmahnya, karena hampir tidak ada ciptaanNya yang sia-sia. Kita manusia diberikan akal pikiran agar bisa mendekat kepadaNya. Maka manusia haruslah menggapainya dengan sultan (ilmu) untuk menjangkaunya.


    Masalah kontemporer hari ini adalah galau, hampir menghinggapi seluruh lapisan manusia, tua muda kaya miskin. Mengapa sebagai hamba yang beriman dan berilmu kita masih galau? Sumber yang utama adalah diri sendiri sebelum kita melihat keluar. Bertanyalah pada hatimu, berpikirlah sejernih mungkin. Maka akan kau dapati bahwa manusia adalah sarang kedhaifan serba ternoda salah dan lupa.

    Dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai kejernihan berpikir dan bertindak. Upaya yang berkesinambungan dan penuh pengabdian pada kemanusiaan yang adil dan beradab, tidak terhenti pada kebijakan-kebijakan kata-kata tetapi implementasi. Wujud riil atas amanat rakyat menuju negeri gemah ripah lohjinawi toto tentrem kerto raharjo baldatun thayibatun ghafurur rahim. 

    Bahwa atas berkat Allah yang maha kuasa dan dengan dorongan cita-cita luhur maka dengan ini menyatakan kemerdekaannya. Bangsa ini sudah lepas dari penjajahan tradisional namun masih terjebak kearah mana bangsa akan dibawah kalau masalah kemajemukan tak segera teratasi. Kalau hal ini benar maka para pemimpin sedang galau dan mereka masih bermimpi mewujudkan negara sejahtera. Padahal disudut sana bung Akbar sudah bosan mbecak di Jtv, ia memutuskan pindah saluran menjadi comic di stasiun nasional.


    Humor adalah soal selera namun keterlaluan jika pelaku humor adalah pengambil kebijakan tinggi, lha rakyatnya mau ketawa dengan cara apa?! Wong mereka sudah ngenes dengan persoalan sehari-hari. Memang benar kebahagiaan ada dihati bukan berupa materi, namun mau bahagia bagaimana kerja tak dapat. Sementara kaleng susu bertalu-talu laksana gendang nusantara memanggil-manggil anak nusantara jangan menyusu pada ibumu. Lha ini celaka namanya kedaulatan ibu direnggut paksa oleh sebuah kampanye internasional "Gantilah susu ibu dengan susu kaleng maka kau akan lebih sehat dan menaikkan gengsi daripada ibu dan bayi." Menyusui adalah kegiatan purba manusia sebelum bayi mengenal beras bahkan hari-hari ini dijejali produk yang katanya sanggup membawa si bayi berpikir cerdas nakal dan radikal, atau jangan-jangan awal teroris dari sini juga ya? Karena bayi telah lepas dari kasih sayang ibunya, dijadikan robot oleh kapitalisme mutakhir.

    Jangan-jangan cyborg juga sudah berkembang biak lantaran hari ini kita tak peduli lagi pada tradisi, semua serba instan. Perguruan tinggi instan, rumah sakit instan, bupati walikota presiden. Juga dalam pikiran nakal bahwa penguasa langit dan bumi jangan-jangan juga dijadikan instan oleh hambaNya. salam


Malang,290512
sekedarnya saja

Jumat, 17 Februari 2012

Menikmati Kota Jogja ( Exegese )


Minggu yang lalu tepatnya tanggal 5 februari kami bersama rombongan berangkat menuju kota gudeg, kami berangkat dalam satu rombongan bus besar berkapasitas 60 penumpang, perjalanan awal berjalan sangat lancar meskipun hujan rintik menyertai.

Jalanan dari Kota Jember tempat kami start dalam kondisi baik, kami break di Tanggul untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah, sepanjang jalan melalui kota mulai Lumajang Probolinggo semua berjalan dengan baik dan kami berhenti sejenak di Kota Nguling Kab. Pasuruan untuk mengangkut kawan kita asisten tour leader kami. perjalanan terhambat di km 2 Jalan Raya Sedarum, setelah sebelumnya bus berhenti di SPBU Sedarums perjalanan kembali tersendat di jalan raya Ngopak karena dua hari sebelumnya banjir merendam kota kecil Ngopak. Lanjut di jalan raya Pos Daendels wilayah Kota Pasuruan air tampak menggenang disisi jalan akibat hujan deras intensitas tinggi.

Sampai Kota Bangil cuaca sedikit membaik ketika hujan reda namun hujan turun lagi selepas km 5 dari Kota Bangil mengguyur seras sampai jalan raya Kejapanan, hujan reda sampai Kota Mojosari lanjut ke Mojokerto. Jombang diliputi awan kegelapan namun hujan tidak sampai turun. Berturut Kertosono-Nganjuk-Caruban-Ngawi-Sragen-Solo dan berhenti sewaktu adzan subuh berkumandang, kami istirahat shalat dan makan di rumah makan Grafika Kalasan Jogyakarta. Setelah peserta rombongan dalam keadaan segar bugar karena mandi dan perut terisi kami langsung menuju sasaran utama P4TK matematika Jogyakarta, disini sebenarnya secara fisik peserta pelatihan sudah teramat lelah, namun mereka memaksakan untuk terus ikut pelatihan. appreciate to them.

Selama kurang lebih 8 jam pelatihan plus satu jam istirahat shalat makan di tempat pelatihan. saya pribadi mencari suasana lain, seperti biasa kopi pengganti susu kemasan yang susah carinya disekitar lokasi pelatihan, setelah berputar putar mampirlah saya di warung pojok penjual mie rebus dan mie goreng, dari logatnya baru saya ketahui bahwa mereka berasal dari Jawa Barat yang khas logat Sundanya. Saya kemudian menikmati suguhan susu coklat dan secara tiba-tiba dihampiri seorang pemuda dengan logat khas Madura bertanya saya dari mana.

Terjalin komunikasi yang akrab antara saya pemuda yang menghampiri saya dan pemilik warung, sekalipun baru ketemu dan tidak saling mengenal. Sejurus kemudian datang tour leader berdasar informasi yang saya berikan dan nimbrung ikut bercengkrama juga secara hangat, mungkin inilah dimensi yang subtil dan hangat bahwa warung adalah tempat mengekpresikan diri yang demokratis dan berdaulat.

Setelah puas maka saya meneruskan keluar dari sekat-sekat kegiatan peserta rombongan, saya berjalan kaki kurang lebih satu kilo untuk sekedar mencari obat di apotik untuk tour leader yang sedang cantengen jempol kaki kanannya. Saya nikmati betul suasana itu meskipun matahari bersinar terang dan tak kalah teriknya, hingga tiba jadwal makan siang kami kembali lagi ke warung pojok dan lagi komunikasi terjalin akrab meskipun menu yang tersedia adalah sangat sederhana namun pengunjung bejibun, mungkin hemat penulis bahwa penjualnya sedikit bisa dipandang atau manis pisan euy, tapi itu motif pengunjung pada umumnya sedang penulis hanya mencoba menikmati apa yang ada. kembali ke peserta tour yang ternyata dengan wajah sumringah keluar dari kelas pelatihan.

Nampak wajah bahagia mereka merayakan dengan berfoto di lokasi sembari senyam senyum dengan simpul yang penulis sebenarnya meraba-raba ini sedang stres atau entah apa yang terpikirkan oleh peserta.
Perjalanan selanjutnya menuju Hotel Prayogo lama di Prawiorotaman yang menurut juru tulisnya hanya berjarak 1 kilometer dari ikon Jogja Malioboro, yang bermasalah adalah parkir bus dilahan yang sempit, keputusannya adalah jalan kaki secara bersama dari hotel ke Malioboro yang jaraknya sekitar 3 kilometer wouw keren. Penulis sekali lagi mencoba menikmati tiduran di hotel sekedar meluruskan badan karena selama perjalanan tidak tidur.

Prawirotaman identik dengan turis berkantung cekak alias backpacker hotel bertarif murah tersedia sepanjang Jalan Prawirotaman, selanjutnya penulis kelenger dan tertidur pulas di kasur hotel yang empuk. keesokan hari setelah breakfast nasi goreng telur plus sambal dan juga krupuk, kami check out dan lanjut menuju the biggest budhist temple near from Jogja. Candi Borobudur semakin baik saja pelayanannya. Toiletnya bersih dan ada juga pengeringnya seperti hair dryer otomatis menyala, tiket untuk kami yang dalam rangka studi wisata berbeda dengan pengunjung biasa secara signifikan. Para pedagang menghampiri kami dengan semangat juang agar laku dagangannya. Demikian juga para pemilik warung mirip bakul pasar menawarkan makanan dan minuman.

Kami berada di Borobudur selama kuarang lebih dua setengah jam, lanjut makan siang di sebuah restoran dekat Borobudur dengan menu utama ayam bakar. Perjalanan lanjut ke pusat oleh-oleh dekat Bandara Adi Sucipto, peserta rombongan antusias sekali memborong oleh-oleh. ada bakpia geplak dan aneka makanan ringan lainnya, 30 menit alokasi waktu.

Perjalanan lanjut ke Pusat Grosir Solo yang mana peserta mbecak secara kolektif menuju pasar Klewer, mereka getol memborong batik dan jajan khas Solo karena jatah makan sudah habis maka peserta dihimbau oleh tour leader agar makan di parkiran depan pusat grosir. Berbagai panganan dijajakan mulai dari sate, bakso, pangsit mie, es degan, es dawet dan aneka makanan lainnya. selanjutnya kami pulang menuju Jember setelah kumandang adzan maghrib namun ada episode mencengangkan ketika melintas antara Ngawi-Caruban, salah seorang peserta mengalami gangguan sesak napas. penulis kebetulan berada di dekat peserta yang sesak napas kemudian mengarahkan agar panitia perempuan segera memberikan bantuan . keadaan semakin tegang karena peserta yang sesak nafas meminta agar bus berhenti beruntung tempat pemberhentian adalah SPBU yang berdekatan dengan apotik. Terjadi debat kusir selama proses pertolongan korban antara kami peserta rombongan panitia sopir bus dan hampir melibatkan amuk masa seandainya para pihak berdiri pada argumen masing masing, namun badai pasti berlalu peserta yang mengalami sesak nafas pulih setelah membuat tensi tinggi diantara kami dan diakhiri kata maaf karena membuat panik suasana.

Akhirnya sayonara perjalanan semakin singkat, sampai berjumpa pula di lain kesempatan, kami senang bertemu dengan anda. Belanjalah dan kuras kantongmu sampai habis.

Rabu, 01 Februari 2012

Kumpulan Sajak (dari dinding Group Bersajak dan Melawan)


 

(I)

kupu malam diseberang rel

menunggu tamu istimewa

selepas kereta malam lewat

membawa roda menggilas

kupu malam masih menunggu

karena juru palang pintu tengok kanan kiri

kalaulah ada kereta tambahan numpang lewat

ia persilahkan tamu mendahului

sambil menghisap dalam udara dingin
(II)

tuan tuan emir emir raja presiden atau pemimpin bangsa dimanapun berada

hari ini hari kedepan adalah hari penuh harapan impian dan sukacita

dimana rakyat biasa akan memperlakukan pemimpinnya sesuai kebiasaan rakyat biasa

jangan pernah berharap penghormatan akan harga dirimu sebagai pemimpin datang dari rakyat biasa

yang ada hanya umpatan cacian sumpah serapah dan makian jika gagal menyejahterakan mereka

berkacalah bahwa realitas semu tentang citra diri membuat rakyat semakin beringas

mereka malas dilindas lindas

mereka tak percaya lagi dengan tipu muslihatmu

mereka muak melihat wajahmu

maka benahi dirimu benahi dirimu

bersyukurlah dirimu revolusi datang dari rakyatmu sendiri
(III)

arab revolt

nggak ada colt 100

hanya ak 47 ak 100

senjata otomatis

sekali muntah 3 dari 100

pasti kena

kalau nggak kepala

ya anggota tubuh lainnya
(IV)

sekejap kepercayaan itu hilang

bangunan itu rapuh dengan satu sentuhan

tinggal angan angan panjang

kapan kembali semangat perjuangan
(V)

antara niat dan peluang

niat itu ada tapi tak terlaksana

peluang itu ada maka jadilah

niat itu dalam hati

peluang tercipta karena keadaan

maka syukur kuucapkan

karena peluang itu datang

maka benar kata orang

takkan lari gunung dikejar
(VI)

menjelang malam ketika bulan tak lagi purnama

hanya sedikit bintang tampak berkilauan di atas langit sana

kabut dingin perlahan mulai menyapa

nyalakan api tuk sedikit hangatkan raga

sambil bercengkrama saling sendau gurau kita bersama

nikmati suasana

membangun asa tentang berkah hidup walau sehari saja

senja semakin larut dan kita ikut larut didalamnya membumbung tinggi

meninggalkan ibu pertiwi

penanjakan , juni 2011
(VII)

tidak sedang memuja sastra

konon sastra itu setua usia manusia . sebelum mengenal tulisan kita mengenal sastra lisan . orang tua kita atau nenek kita hampir dipastikan penutur lisan dongeng pengantar tidur . ceritanya bermacam-macam mulai yang bisa dinalar maupun yang metafisika. kemudian kita memilahnya menjadi prosa dan puisi atau gabungan keduanya serta bahasa yang digunakan . jika penggunaan bahasa indah cenderung dihindari oleh penulis karya ilmiah maka puisi atau prosa mengelaborasi bahasa indah ini kedalam prosa atau puisi . karena identik dengan keindahan maka disinilah kemudian yang membuat prosa atau puisi masuk ke dalam seni sastra . didalamnya akan kita temukan suatu realitas yang kadang hadir juga di tengah masyarakat atau merasuk memaknai jiwa kita sendiri sebagai hasil kontemplasi . bahwa prosa atau puisi selalu memuat bahasa indah , itu dulu . sekarang kita bisa membaca bahwa prosa atau puisi juga dipengaruhi realitas sosial disekitar kita . maka tidak heran kalau kita menemukan bahasa miring dalam prosa atau puisi , mungkin sebagai bentuk protes atau ada udang dibalik batu . yang tahu itu tentunya penulis prosa atau puisi dengan tuhan tentunya . maka puisi dan atau prosa menciptakan ruang protes , baik kepada diri , orang lain , alam atau kepada tuhan . bahwa jika kita protes kepada penguasa kalau terlalu keras bisa dikenakan tuduhan makar / subversif . maka prosa dan atau puisi membebaskan kita dari ikatan diatas . dari sinilah kita menemukan surga walau sebatas realitas kata-kata , maka menulislah sebelum menulis itu dilarang. salam
(VIII)

suatu masa ini bait allah ini bait allah

nabi yermia menyeru bani israil

agar kembali ke jalan yang benar

namun semua yang hadir menganggap nabi yermia membuat nubuat palsu

akhirnya ia dijebloskan ke dalam sumur tak berair

berkat bantuan seorang etophia

ia berhasil lolos

sembari mengingatkan bani israil

akan kedatangan tentara babylonia

yang akan menyembelih semua keluarga raja

raja yehuda karena kekecutan hatinya

tak menghiraukan seruan nabi yermia

ditambah pembesar kerajaan yang membenci nubuat nabi yermia

sepeninggal nabi yermia

tahun penuh hukuman itupun tiba

tentara babylonia dibawah nergelsarezer dan nebusyasban

memporakporandakan benteng kerajaan bani israil

dan membawa seluruh bani israil

menghadap raja nebukadnezar

yang berkemah di jericho

didepan raja yehuda

semua anak raja disembelih

dan raja yehuda dibutakan matanya dan diasingkan

apa yang menimpa bani israil

adalah mereka memperjualbelikan tuhan
(IX)

urban complex society
suatu kampung padat kumuh

berjejer para penduduk

mereka tidak sedang demonstrasi

mereka sedang mencuci

dengan deterjen tentunya
berjejer pula mereka jemur

didepan disamping

dikolong kolong
adakalanya jemuran mereka dimaling sesamanya

mereka mengumpat entah kepada siapa
kota disana kau dipanggil dan dijarah

namamu tak seharum baumu
(X)

alexander the great menyandang kekaisaran dengan bijak

jenghis khan menguasai lebih luas kekaisaran

saladin raja alim abad 11

cak jum 12 tahun mbecak

dan bernasib sial

gara gara mbecak dan kena razia di jalur three in one

becaknya ditenggelamkan di laut jawa

dan memaksa cak jum transmigrasi
di tanah baru cak jum gagap

karena biasa mengayuh becak

kini pacul dan sekop disandangnya
cak jum pasrah

merana dan gagal mengolah lahan
kini cak jum kembali lagi ke kota

bukan sebagai pengayuh becak

transformasi menjadi sopir bajaj

setiap hari harus ngebut kejar setoran
(XI)

kraaaaak

bemper depan motor berhimpit

sopir turun periksa keadaan

" oh nggak apa apa "

maju saja sedikit

sebentar lagi kereta lewat

kita akan melaju lagi
(XII)

Hanya Berandai-andai Saja
korupsi kalau untuk kebaikan bersama maka akan saya dukung

putusan pengadilan menghukum ringan para koruptor maka akan saya amini

karena untuk kebaikan bersama

maka pesanku untuk bangsaku

korupsi itu baik apalagi jika demokratis

efek netesnya sampai akar rumput

korupsi adalah cara luar biasa mengatasi keadaan

siapapun komponen bangsa ini punya hak untuk korupsi

maka sekali lagi

wahai saudara saudaraku

korupsi selain membanggakan juga bikin kita keluarga saudara teman dekat rekan bisnis atau relasi kita kecipratan jadi kaya

korupsilah selagi punya kesempatan

apalagi kalau dibarengi dengan niat

maka dijamin akan jadi koruptor sejati
saudaraku sebangsa dan setanah air

bersajak dan melawan , ini hanya berandai-andai lho

dont try this at home

parental advisory

untuk anak anak perlu pendampingan orang tua
(XIII)

ben pernah mengadukan tentang hal ini

nanti dan seterusnya

mengingat mati tak lagi jawaban pasti

" mustahil " katanya

kita tidak sedang berpikir

otak kita sudah dibuang dalam meja operasi

kini berganti menjadi procesor

bermetamorfosis

sekali kedip jagad semakin transparan

batas itu hilang

tabu itu masa lalu

kita larut dalam ketelanjangan

kita terpesona
(XIV)

dalam bersajak kau liberal

dalam bertindak kau tak kalah binal

sejak lama aku sudah percaya

bahwa jangan pernah melihat orang dari penampakan luarnya saja
(XV)

sapare aude

tentang kebijakan tentang hal mendesak

perkenankanlah kami masuk

kami tahu hal itu menabrak

maaf dan terima kasih

tabik tuan
malang , 5-11-2011
(XVI)

pembantu dan pembantah

keduanya hadir bersamaan

saling membantu saling membantah

ikut menyikut ikut menyanggah

tercipta agar kepentingan tuan aman

dari gangguan keamanan lingkungan

memberi rasa nyaman

bisa dikontrak bisa disewa

meminjam bahasa lenin " useful idiot "
80911 , bantaran rel
(XVII)

pengendali becak

haluan nggak kalah dengan truk trailer

kekuatan tangan adalah hal pasti

kaki mengayuh nafas ngos-ngosan

rem blong nggak masalah

masih ada kaki gesekan dengan aspal maupun tanah
(XVIII)

kata kata sudah berbuih buih

sekalipun bisa dicerna

tetap saja otak tak sanggup berproses

ternyata otak juga butuh reses
bumi untung suropati , 12-09-11
(XIX)

LURUH

lirih senyap sunyi sepi

menghimpun menghambur

tersebar terkonsenstrasi

memaknai mencari menjaga akal budi luhur

kita adalah gabungan dari kedhaifan

masih berjalan merangkak menuju samudra luas penuh tantangan halangan
refleksi diri , 23-09-11
(XX)

memahami dan mengerti

keduanya setara sama arti

bedanya hanya pendalaman

makna melekat pada otak kita

bukan diluar sana apalagi disini
(XXI)

mengenang ibrahim mengenang ismail

dua hamba yang patuh pada Tuhannya

teladan bagi umat insan kamil

mengharap ridho illahi robbi azza wa jalla
(XXII)

topo ing ngrame

ono pinggir rel

nggolek sing iso nambahi kawruh

marang awake dewe

kabeh mau saka palilahe gusti

Allah azza wa jalla
(XXIII)

seorang laki-laki pintar tapi jelek bertemu

seorang perempuan cantik tapi bodoh

menghasilkan seorang anak

jelek seperti bapaknya dan bodoh seperti ibunya ,

entah bercanda atau fakta
(XXIV)

KITA ADALAH MANUSIA NUSANTARA
puak puak peradaban bangsa

sejak jaman moyang hingga jaman serba digital

tidak pernah meninggalkan proses tanpa berdarah darah memakan korban
bisa karena bencana alam maupun akibat ulah manusia sendiri

gunung meletus gempa bumi dan tsunami

huru hara demonstrasi kelaparan
semua terangkum dalam sejarah peradaban manusia nusantara

baik lisan maupun tulisan

penuh intrik dan taktik
dari sakral menjadi profan

dari transenden menjadi imanen

dari tradisi menjadi komoditi

dari ilusi menjadi harmoni
adalah hal yang tak pernah berubah

sekalipun bencana ditimpakan

manusia nusantara beriap riap

memenuhi muka bumi

meraup madu dari tanah kehidupan

dari tanahnya yang subur

dari laut yang melimpah ikannya

dari tanah bencana yang senantiasa

menyertai
nusantara adalah surga dunia

demikian kata pujangga bijak bestari para tapa rahib resi para punggawa raja rakyat jelata
menjadi manusia nusantara

memahami alam memahami bahasa

menjalin karsa mengolah rasa

bahwa hidup tiada penuh logika

hidup haruslah selaras dengan alam

hidup haruslah mendahulukan fakir

hidup haruslah berbela rasa kepada kaum papa kaum duafa kaum tertindas kaum termarjinalkan
bukan jalan hidup yang sesat menyesatkan

bukan jalan penuh tipuan

tunjukilah kami jalan yang lurus

menuju jalan yang diridhoi

menuju negeri gemah ripah lohjinawi

menuju nusantara aman damai sentosa sejahtera
31-12-11

Seratus Tahun Kesunyian Legiun Asing Dan Secangkir Kopi

Bowo seorang pemuda yang merasa lapar dan ingin makan. Bowo berjalan-jalan mencari tempat yang cocok untuk menutupi keinginannya tersebut. S...