Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label politik. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Januari 2024

Ekonomi Pasar



Dalam dunia tawar menawar lazim interaksi antara penjual dan pembeli mencari titik keseimbangan. Bahkan para pelaku e-commerce juga mengadopsi cara ini. Baru belakangan saya ketahui ketika memasukkan keranjang ada opsi tawar. Nyatanya tradisi ini sudah lama dan lestari sampai sekarang.

Secara umum jual beli termutakhir saya ikuti termasuk tiktok dan tokopedia berkolaborasi. Ini menunjukkan pasar Indonesia yang semakin seksi dan menggoda terutama barang konsumsi.

STAYCTION


Senin, 17 Januari 2022

Perspektif

 Sejak kapan dua istilah atau lebih yang merujuk kepada sebuah nama dan atau peristiwa menjadikan sebuah polemik. Secara pribadi saya pernah berdebat dengan ibu saya soal isi buah asam Jawa. Istilah bahasa Jawa untuk biji buah asam Jawa adalah kelungsu, sementara ibu saya mengatakan magik. Perdebatan itu sampai ditanyakan kepada tetangga yang asal Jawa Tengah. Dan keduanya diterima selaku benar sesuai tempat dan kebiasaan.

Bergeser ke negeri Belanda, sudah kondang sejak lama bangsa Belanda senang berdemagogi. Dan bias memainkan dikotomi black and white, tinggi dan rendah ,ningrat dan jelata belum lagi massa mengambang.

Termutakhir anggota parlemen menyoal masa bersiap yang versi Indonesia disebut sebagai revolusi sosial. Nuansa mencekam ketika massa anti swapraja dan mereka yang dituding sebagai kaki tangan Belanda.

Dalam hal remeh temeh juga soal kuliner dari warteg di Jakarta. Istilah rawon secara tradisional yang memakai keluwek dimodernkan dengan rawon kuah kuning yang bersantan. Hahaha. 

Mungkin suatu saat nanti saya juga akan makan rawon Padang. Tabik.



Senin, 06 April 2015

teks dan wajah yang lain

sebuah teks tak akan pernah lepas dari sebuah penafsiran , maka ia akan senantiasa mengalami transformasi kedalam bentuk bentuk yang lain .

Minggu, 11 Maret 2012

Sebuah Gagasan Tentang Kuasa

  

  Kelak pada saatnya kita dihadapkan pada sebuah pilihan dikuasai atau menguasai. Kedua term sebenarnya saling bergantung dan saling berinteraksi. Keduanya bermain dalam oposisi biner, yang mana saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Dalam kehidupan ini kita mengenal ilmu dan teknologi, keduanya ternyata sangat berguna sekali. Hebatnya lagi sejak menjadi bahan kajian maka tumbuh seiring pula sebuah institusi untuk mencetak kelas penguasa.

    Maka terciptalah sekolah, apapun namanya kurikulum dan sistemnya sama. Program pendisiplinan individu dengan sistem sel. Dari sini pengetahuan tentang kuasa diproduksi,direpetisi dan digunakan sebagai alat dan komoditas oleh kelas penguasa. Maka barang siapa ingin lebur dalam kelas penguasa maka haruslah masuk sekolah.

    Dalam alam pengetahuan orang awam,bahwa gagasan sekolah adalah sebagai pengentas kebodohan kemiskinan keterbelakangan keterisolasian dan ketertindasan. Maka muncul  kalimat " ora tau mangan sekolah " , menunjukkan bahwa sekolah adalah sesuatu yang ajaib yang bisa mengubah nasib manusia. Bagi yang pernah mengalami masa sekolah mungkin juga berkata lain,bahwa selain mendidik maka sekolah juga gemar menghukum. Setidaknya menawarkan hal yang demikian bagi pelaku keonaran atau tidak patuh pada sistem.

    Dari sini pengetahuan diolah dan dijadikan baku,bahwa di sekolah antara kelas penguasa dan yang dikuasai terjadi interaksi atau spionase. Masing-masing pihak belajar dengan strategi dan pendekatan yang berbeda guna mencapai tujuan. Terjadi sistem kompromi, maka para pihak di sekolah kemungkinan akan saling melengkapi atau menutupi suatu realita bahwa sekolah bukan lembaga yang semata memberikan pengajaran dan pendidikan melainkan juga ajang mencari bakat untuk regenerasi kelas penguasa baru.

    Transformasi pengetahuan bisa berjalan searah juga spiral mengingat pengetahuan tidak hanya diolah di sekolah melainkan juga dari jejaring, baik di dunia nyata maupun maya ( internet ). Maka kuasa pengetahuan nampak bersifat demokratis dipermukaan. Namun apakah benar hal tersebut? apa tidak ada hidden agenda dari kelas penguasa?. Jika tujuan mulia pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa lantas mengapa secara global yang marak tampil adalah wajah garang korupsi dan kolusi.

     Bisa jadi anggapan masyarakat selain beroleh pengetahuan maka sekolah juga menawarkan kecurangan. Manipulasi besaran angka dan nilai dianggap wajar agar tetap dalam lingkaran sistem yang sesat. Inilah yang kemudian menjadikan pengetahuan tentang kuasa hanya dimaknai sebatas manipulasi kolusi kecurangan dan korupsi. Sebab pengetahuan awal diproduksi di sebuah lembaga bernama sekolah.

    Perlu dikaji ulang tentang gerakan wajib belajar 12 tahun yang sampai hari ini hanya dimaknai sebatas sekolah dari jenjang SD-SMA. Mengingat kuasa pengetahuan juga berlaku diluar tembok sekolah yang angkuh dan angker dengan segala dominasi kelas penguasa.

Ekosistem Dan Daya Tahan

 Konon merk besar digarap disebuah garasi seperti Facebook kini menjelma menjadi metaverse Instagram WhatsApp dan Threads. Merk besar perusa...