Sabtu, 14 Juli 2012

Islam dan Demokrasi (II)

    

     Sebagaimana sejarah tentang peradaban maka periodesasi perkembangan Islam adalah Jazirah Arab yang dengan segala aspek budaya dan tradisinya. Maka periodesasi yang paling menentukan adalah ketika persinggungan dengan para pedagang di nusantara dengan beragam budaya dan tradisinya . Diaspora atau penyebaran oleh pedagang dan guru tarekat / mursyid berkembang secara dinamis lantaran penduduk nusantara sudah mengenal Tuhannya sejak jaman purwakala.

 Dari sini kiranya dapat kita tarik benang merah betapa sebagai bangsa yang religius kita sudah sejak lama menjunjung tinggi demokrasi dalam segala bentuk peradaban. Sekalipun kenyataannya kita dikuasai oleh hampir ratusan kerajaan atau kesultanan , namun ghirah / semangat demokrasi itu sudah nampak .

    Menarik untuk menjadi bahasan adalah sumbangsih yang sangat berarti tentang kebhinekaan kita. Berbeda namun tetap satu jua, sebenarnya ini adalah ambiguitas sebagai sebuah bangsa, namun dipersatukan mungkin oleh nasib saling menderita. Pada periodesasi perkembangan Islam di nusantara para penyebarnya terutama di Jawa dengan sentral 9 wali.

     Maka proses akulturasi berjalan sangat progresif dan mungkin juga revolusioner. Bisa dilihat dari semula kerajaan bercorak Hindu-Budha beralih ke kerajaan / kesultanan. Bisa juga dimaknai sebagai proses demokrasi karena para raja atau bangsawan beralih secara sukarela tanpa paksaan. Kita juga tahu bahwa di India sekalipun dinasti Jehan sekian abad berkuasa namun di India, Hindu tetap sebagai agama dengan pemeluk mayoritas. Mungkin ini juga sesuai dengan konsep negara modern dimana Nabi memimpin tidak hanya umat Islam namun juga Kristen ,Yahudi juga Zoroaster di Madinah.

    Kembali tentang konsep demokrasi dalam Islam adalah teladan seperti Nabi yaitu penguasa atau pemimpin dihasilkan melalui musyawarah atau kesepakatan bersama. Di jaman modern ini mungkin hanya Swiss dan Swedia yang masih menerapkan model konsensus untuk tujuan kebaikan bersama . Di nusantara malah terjadi proses sebaliknya dengan model pemilu langsung untuk memilih wakil di parlemen maupun eksekutif. Bahkan terjebak dengan semangat pemberangusan terhadap tradisi , menjadi contoh pasar tradisional dirobohkan di ganti dengan mall. 

    Lebih ironi lagi pelaksanaan demokrasi jauh dari semangat kebangsaan tentang prinsip dasar kebhinekaan yaitu Pancasila dan UUD 1945, maka kiranya perlu menjadi tinjauan bersama mengenai demokrasi kita. Bahwa Islam dan segala aspeknya menghendaki kebaikan bersama semuanya juga sebagaimana demokrasi dicetuskan. Pembaca yang terhormat kiranya sudilah untuk menilai memberi nilai dan menyimpulkan tentang semangat Islam dan Demokrasi, terutama menuju bangsa yang majemuk dengan tetap menjunjug tinggi budaya yang luhur. (Salam)

Rabu, 11 Juli 2012

Flower Flower



Thus the sunshine
The water spread
The breed growing up
The land so fertile
We love the flower
Emotion any kind
Untill We gonna die

The flower never end
Always by my side always stand
Rose jasmine dahlia
I love perfume I love poem

27 June 2012

I am not a writer I just make a note
I am not a reporter I just take a part
I am not an actor I just on my own decision
I do anything I like to do
I create my world based on my own
I accept what they want sometimes
I accomodate along I can handle
I suppossed my world so easy
I regard what the decision they make
Life so simple but so hard
Complexicity the most popular art
I do believe someday my life change
even I do not know what I have done


Goblok Kolektif

Mengolah mitos menjadi ilmu pengetahuan atau mencari jalan tengah, bahwa mengubah wabah menjadi hikmah adalah tugas mulia yang diemban oleh manusia beradab. Sebab jaman semakin mutakhir semakin kompleks maka dibutuhkan suatu sistem untuk mengurai kerumitan . Ibarat rel yang lapuk maka kereta hampir selalu anjlok bahkan keluar lintasan. Dibutuhkan juga manusia dengan kesadaran baru , sebagai makhluk sosial maka kita wajib bekerja sama. Faktanya adalah kesejahteraan jauh api dari panggang, sembako semakin mahal, kesehatan tidak murah apalagi sekolah seperti barang dagang pada umumnya. Belum lagi carut marut kisruh bidang hukum , politik dan keamanan. Wow negeri kita kaya akan sistem yang amburadul saling tumpang tindih. Kekerasan hari ini secara gilang gemilang direproduksi oleh kelompok kepentingan demi rebutan lapak dan lahan parkir. Berlaku benturan antar kebiadaban bahwa sistem yang pandir masih bertahan lantaran mitos sering mendahului fakta. Mungkin kita kaya lantaran klenik dan hal hal yang memang menjadi tradisi secara kolektif. Dari sini dihasilkan sebuah sintesa bahwa kegoblokan dihasilkan lantaran sistem dan pelaksana teknis lapangan setali tiga uang, lha guru saya maling maka saya juga jadi maling.

Menjadi urgen bahwa ketika berdiskusi dengan seorang teman bahwa karakter ternyata bisa diubah. Nah hari saat sekarang sanggupkah kita berubah dari karakter yang korup menjadi wajar tanpa pengecualian mirip audit BPK. Bahwa sistem korup saling berkelit kelindan dengan imun imun yang juga korup. Dari sini nampaknya nurani yang sanggup bicara manakala akal sudah nggak waras, logika jungkir balik lantaran goblokisme kolektif. Lantas sampai kapan sistem yang cerdas sanggup membebaskan manusia yang terjebak dalam goblokisme kolektif. Pada akhirnya akan dicari jalan ke masa lampau atau tradisi kearifan lokal yang kemudian bertransformasi sebagai jati diri atau membangun karakter yang sesuai jati diri bangsa.

Kita terjebak ke dalam samudra goblokisme kolektif internasional lantaran sejak awal tidak ada usaha yang sungguh sungguh untuk menjadikan kemanusiaan sebagai landasan pencapaian kemerdekaan dan kedaulatan. Alih alih demi kemanusiaan yang adil dan beradab yang ada hanyalah seberapa kaya dan kuasa kita terhadap akses publik yang seharusnya dinikmati rakyat banyak. Semakin panjang daftar dosa dan kesalahan goblokisme kolektif maka semakin hancur rusak binasa keadaban dan peradaban manusia . Kita mungkin hanya menunggu ratu adil namun ratu adil adalah tafsir imajiner manusia yang kalah sebelum berperang. Menilik Pramudya Ananta Toer dalam sebuah novel kebenaran tidak akan jatuh dari langit kebenaran akan tegak karena diusahakan secara sungguh-sungguh sepenuh hati. (Salam)

Selasa, 29 Mei 2012

Negasi Sebuah Perjuangan

    
    S
ebermula adalah kata, terjalin rangkaian kata menjadi kalimat. Berjilid-jilid menjadi aneka warna karya, kedaulatan ada ditangan penulis dan pembaca. Maka berbicaralah sang pujangga, ada kalanya hidup manusia diliputi kesenangan akan dunia. Juga sebaliknya kesedihan merundung kehidupan manusia. Sang bijak bestari berkata semua ada hikmahnya, karena hampir tidak ada ciptaanNya yang sia-sia. Kita manusia diberikan akal pikiran agar bisa mendekat kepadaNya. Maka manusia haruslah menggapainya dengan sultan (ilmu) untuk menjangkaunya.


    Masalah kontemporer hari ini adalah galau, hampir menghinggapi seluruh lapisan manusia, tua muda kaya miskin. Mengapa sebagai hamba yang beriman dan berilmu kita masih galau? Sumber yang utama adalah diri sendiri sebelum kita melihat keluar. Bertanyalah pada hatimu, berpikirlah sejernih mungkin. Maka akan kau dapati bahwa manusia adalah sarang kedhaifan serba ternoda salah dan lupa.

    Dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai kejernihan berpikir dan bertindak. Upaya yang berkesinambungan dan penuh pengabdian pada kemanusiaan yang adil dan beradab, tidak terhenti pada kebijakan-kebijakan kata-kata tetapi implementasi. Wujud riil atas amanat rakyat menuju negeri gemah ripah lohjinawi toto tentrem kerto raharjo baldatun thayibatun ghafurur rahim. 

    Bahwa atas berkat Allah yang maha kuasa dan dengan dorongan cita-cita luhur maka dengan ini menyatakan kemerdekaannya. Bangsa ini sudah lepas dari penjajahan tradisional namun masih terjebak kearah mana bangsa akan dibawah kalau masalah kemajemukan tak segera teratasi. Kalau hal ini benar maka para pemimpin sedang galau dan mereka masih bermimpi mewujudkan negara sejahtera. Padahal disudut sana bung Akbar sudah bosan mbecak di Jtv, ia memutuskan pindah saluran menjadi comic di stasiun nasional.


    Humor adalah soal selera namun keterlaluan jika pelaku humor adalah pengambil kebijakan tinggi, lha rakyatnya mau ketawa dengan cara apa?! Wong mereka sudah ngenes dengan persoalan sehari-hari. Memang benar kebahagiaan ada dihati bukan berupa materi, namun mau bahagia bagaimana kerja tak dapat. Sementara kaleng susu bertalu-talu laksana gendang nusantara memanggil-manggil anak nusantara jangan menyusu pada ibumu. Lha ini celaka namanya kedaulatan ibu direnggut paksa oleh sebuah kampanye internasional "Gantilah susu ibu dengan susu kaleng maka kau akan lebih sehat dan menaikkan gengsi daripada ibu dan bayi." Menyusui adalah kegiatan purba manusia sebelum bayi mengenal beras bahkan hari-hari ini dijejali produk yang katanya sanggup membawa si bayi berpikir cerdas nakal dan radikal, atau jangan-jangan awal teroris dari sini juga ya? Karena bayi telah lepas dari kasih sayang ibunya, dijadikan robot oleh kapitalisme mutakhir.

    Jangan-jangan cyborg juga sudah berkembang biak lantaran hari ini kita tak peduli lagi pada tradisi, semua serba instan. Perguruan tinggi instan, rumah sakit instan, bupati walikota presiden. Juga dalam pikiran nakal bahwa penguasa langit dan bumi jangan-jangan juga dijadikan instan oleh hambaNya. salam


Malang,290512
sekedarnya saja

Senin, 07 Mei 2012

Islam dan Demokrasi (1)

Tulisan ini tidak mempunyai kehendak semacam gendang yang dipukul bertalu-talu. Juga tidak membuat suasana hingar bingar yang sudah diwakili masyarakat Indonesia kontemporer. Juga tidak hendak memprovokasi agar perjuangan haruslah melalui jalan kekerasan melainkan mari kita saling lempar wacana, bukan lempar handuk sembunyi badan. Hanya saja kemudian mencoba menyambung sebuah diskusi informal dengan seorang kawan tentang relevansi demokrasi dan Islam. Pertanyaan mendasar adalah kompatibelkah antara dua arus besar untuk bersatu jika keduanya mengusung kecurigaan. Bahwa dibutuhkan penerimaan yang tulus dan sungguh sungguh para pihak agar terbangun jembatan penghubung antar peradaban.

Jika peradaban dinasti yang berkuasa pasca khalifah disebut model ideal tentang negara. Maka kita akan mundur ke belakang sejak sebelum Islam diajarkan Oleh nabi Muhammad. Bahwa budaya patriarki adalah sebelum kedatangan nabi sudah ada maka peradaban yang hendak dibangun oleh kalangan pengusung daulah kedinastian bisa saja mendekati abad kegelapan. Maka ada namanya jalan tengah, mungkin model ini diterapkan oleh negara Turki saat sekarang. Sekalipun ide tentang sekularisasi meluluhlantakkan peradaban Turki pasca perang dunia kedua, saat sekarang pelan tapi pasti meminjam istilah Peter L Berger bahwa peran agama diterima selaku benar adanya.

Maka runtuhlah ide sekularisasi yang diusung oleh peradaban Eropa berikut sistem jelmaan manusia yang rakus. Imperialisme,kapitalisme,liberalisme dan matinya komunis seiring dengan semakin seksinya sosialis bertabur kue kapitalisme model Cina. Maka demokrasi tidak menyingkirkan peranan agama sama sekali bahkan berkolaborasi membangun sebuah negara bangsa semacam Indonesia. Kita temukan dalam mukadimah undang undang dasar  1945. Ideologi bangsa juga bersumber atas kehendak atau campur tangan Tuhan yang maha esa.

Dari sini kita akan temukan bahwa model negara bangsa menemukan jalannya ketika kita melihat diri sendiri sebagai sebuah bangsa Indonesia yang utuh. Kita berdiri di atas berbagai kemajemukan, bhineka tungga ika. Dan para pendiri bangsa paham betul bahwa peranan agama sangat relevan dan kompatibel dengan negara bangsa. Maka demokrasi Pancasila mengelaborasi peranan agama dalam sebuah negara bangsa Indonesia.

Selasa, 01 Mei 2012

Suatu Hari

Sebelumnya dari sebelumnya
Aku kau dan mereka
kami tak pernah sama
sampai suatu saat
ambil bola itu
atau kau akan terlindas
Kami berebut
giliran mereka menghadang
menggalang menang
diantara kami pecundang
padahal kami berjuang

salam ,
hari buruh internasional
malang 1 mei 2012

Senin, 16 April 2012

Tentang Nama Tempat dan Kehadiran

Bisa dikatakan sebagaimana lazimnya,mungkin sejak kita masuk Taman Kanak-kanak. Tempat dimana kita dipanggil sesuai nama dan nomor urut absen. Kehadiran adalah semacam kewajiban jika kita patuh pada aturan main. Akan menjadi lain jika hal tersebut diatas kita arahkan ke sebuah ruang publik anonim. Ambil contoh terminal,jalan raya atau bandara. Disini kehadiran kita diwakili oleh atribut,simbol atau emblem yang kita kenakan.

Maka hal yang tak terbantahkan adalah jalinan komunikasi yang semrawut. Kita tidak dikenali sebagai entitas individu seperti dalam sebuah kelompok masyarakat atau dalam keluarga. Bahasa kerennya adalah anda adalah apa yang anda kenakan. Maka yang terjadi adalah perebutan frekuensi karena dibangun secara acak disebuah ruang publik anonim. Inilah yang kemudian mendorong warga kota hanya mengenal entitas sebatas yang intim.

Menjadi semakin lebih semrawut karena terjadi proses suaka secara tidak sadar terhadap kekacauan. Menjadi nyentrik bahkan eksotik ketika kita memanggil entitas ke dalam sebuah jurusan tertentu seperti layaknya pedagang dipasar. Kode untuk mengenal semacam feromon siapa paling tajam pembauannya atau instingnya maka pasar akan dikuasai.

Dari ruang privat ke ruang publik informasi ditukarkan secara acak maka tangkapan frekuensi baik buruknya tergantung kepada antena. Dari sini informasi diolah untuk kemudian disandikan balik secara acak. Sekali lagi perebutan tak terelakkan sesuai dengan sifat ruang publik anonim yang acak. Antena insting dan ketajaman adalah bahasa universal yang mana bukti dilapangan akan menunjukkan siapa kita dalam balutan ruang publik anonim. (Salam)

Rabu, 14 Maret 2012

Rethinking About Another

Jika diumpamakan berjalan maka menggunakan dua kaki. Nah ini hari bukan saja dua kaki melainkan juga meroda dengan dua ban depan belakang. Kita memacu ini motor seperti race paris dakar dengan medan kadang mulus lurus kadang berkelok dan bergelombang. Seperti pengalaman yang sudah-sudah maka kecepatan berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar. Maka kencinglah ini motor memaksa menguras kantong yang semakin tipis.

Semakin jauh semakin dalam saja isi kantong berkurang karena yang diisi bukan hanya bahan bakar motor saja, melainkan rasa haus yang luar biasa ditambah cuaca kota Jember yang lembab dan panas. Sekali lagi kompensasinya adalah air mineral hasil menjarah disalah satu kantin kampus tetangga. 

Namun segala daya upaya terbayar lunas sudah, sekalipun datang belakangan namun pelayanan lebih awal. Mirip metode last in first out, atau jangan-jangan ini juga suatu bentuk penghindaran paling mutakhir. Wah kalau itu mungkin tugas para inteljen mencari sebab musabab. Akar permasalahannya adalah bagaimana tujuan tercapai namun dengan cara yang saling menguntungkan. Sekali lagi hati ini masih terhibur dengan datangnya seorang kenalan dan memberikan atensi atas kehadiran sebuah agen kapitalis terselubung, salam takzim.

Namun yang lebih dahsyat lagi adalah sambutan hangat orang-orang yang sekalipun baru bertemu dan saling mengobrol akrab sanggup membangun suasana. Dari sini mungkin sebuah komunikasi yang baik dibangun atas dasar penerimaan yang baik tanpa rasa curiga dan tanpa rasa pura-pura, jadi mirip syair sebuah lagu “pretend that you dont care”. Mungkin juga seperti sebuah kebetulan jika obrolan yang saling berkaitan lantaran juga adanya saling mengerti tentang subjek atau tema pada umumnya, gracias a la vida. Terima kasihku ucapkan kepada para frontier atas perkenan menerima sekali lagi agen kapitalis lanjut.

Bahwa bahasa sanggup memindahkan kompleksitas psikis ke kompleksitas sebenarnya, hal ini karena energi ketegangan kreatif memang harus dibangun agar tidak terjadi kesadaran semu dan bahkan disorientasi. Realita masyarakat modern kiranya menginginkan hal yang demikian bisa dimaknai demagogi. Bahwa hubungan yang hangat dan subtil sudah mengalami transformasi menjadi semakin materialistis. Namun kiranya kita patut bersyukur ditengah arus gelombang kapitalis modern masih ada juga cahaya-cahaya kebaikan pada hamba-hambanya yang mengaktuilisasinya dengan mengabdi bekerja untuk “rakyat kampus”. Viva to all of worker employer and many more who have contributing build better life in better environment. 

Sekali lagi adalah memaknai sampai sejauh mana kita melampaui batas dalam kerangka transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebaikan bersama. Waktu berubah dan kita ikut berubah didalamnya. Menjadi semakin baik atau semakin “gila’ dengan segala keterbatasan yang kita sandang. 

Tulisan ini sengaja sebagai penanda agar kita tidak takut untuk mencoba hal-hal yang mungkin baru. Jember 13032012, sedang stay at uncle home. Scribo cogito sum.


Minggu, 11 Maret 2012

Sebuah Gagasan Tentang Kuasa

  

  Kelak pada saatnya kita dihadapkan pada sebuah pilihan dikuasai atau menguasai. Kedua term sebenarnya saling bergantung dan saling berinteraksi. Keduanya bermain dalam oposisi biner, yang mana saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Dalam kehidupan ini kita mengenal ilmu dan teknologi, keduanya ternyata sangat berguna sekali. Hebatnya lagi sejak menjadi bahan kajian maka tumbuh seiring pula sebuah institusi untuk mencetak kelas penguasa.

    Maka terciptalah sekolah, apapun namanya kurikulum dan sistemnya sama. Program pendisiplinan individu dengan sistem sel. Dari sini pengetahuan tentang kuasa diproduksi,direpetisi dan digunakan sebagai alat dan komoditas oleh kelas penguasa. Maka barang siapa ingin lebur dalam kelas penguasa maka haruslah masuk sekolah.

    Dalam alam pengetahuan orang awam,bahwa gagasan sekolah adalah sebagai pengentas kebodohan kemiskinan keterbelakangan keterisolasian dan ketertindasan. Maka muncul  kalimat " ora tau mangan sekolah " , menunjukkan bahwa sekolah adalah sesuatu yang ajaib yang bisa mengubah nasib manusia. Bagi yang pernah mengalami masa sekolah mungkin juga berkata lain,bahwa selain mendidik maka sekolah juga gemar menghukum. Setidaknya menawarkan hal yang demikian bagi pelaku keonaran atau tidak patuh pada sistem.

    Dari sini pengetahuan diolah dan dijadikan baku,bahwa di sekolah antara kelas penguasa dan yang dikuasai terjadi interaksi atau spionase. Masing-masing pihak belajar dengan strategi dan pendekatan yang berbeda guna mencapai tujuan. Terjadi sistem kompromi, maka para pihak di sekolah kemungkinan akan saling melengkapi atau menutupi suatu realita bahwa sekolah bukan lembaga yang semata memberikan pengajaran dan pendidikan melainkan juga ajang mencari bakat untuk regenerasi kelas penguasa baru.

    Transformasi pengetahuan bisa berjalan searah juga spiral mengingat pengetahuan tidak hanya diolah di sekolah melainkan juga dari jejaring, baik di dunia nyata maupun maya ( internet ). Maka kuasa pengetahuan nampak bersifat demokratis dipermukaan. Namun apakah benar hal tersebut? apa tidak ada hidden agenda dari kelas penguasa?. Jika tujuan mulia pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa lantas mengapa secara global yang marak tampil adalah wajah garang korupsi dan kolusi.

     Bisa jadi anggapan masyarakat selain beroleh pengetahuan maka sekolah juga menawarkan kecurangan. Manipulasi besaran angka dan nilai dianggap wajar agar tetap dalam lingkaran sistem yang sesat. Inilah yang kemudian menjadikan pengetahuan tentang kuasa hanya dimaknai sebatas manipulasi kolusi kecurangan dan korupsi. Sebab pengetahuan awal diproduksi di sebuah lembaga bernama sekolah.

    Perlu dikaji ulang tentang gerakan wajib belajar 12 tahun yang sampai hari ini hanya dimaknai sebatas sekolah dari jenjang SD-SMA. Mengingat kuasa pengetahuan juga berlaku diluar tembok sekolah yang angkuh dan angker dengan segala dominasi kelas penguasa.

Sabtu, 10 Maret 2012

Bukan Kompetisi Melainkan Kerjasama ( Jember Exegese )

Bu Budi dan Bu Joko dua entitas seragam kaya warna. Bersebelahan mereka sama-sama membuka usaha warung kopi yang hari ini ribut sejak ada proses paten. Keduanya memasok minuman dan makanan bagi para pelajar dan umum di sebuah komplek kantin perguruan tinggi di kota Jember. Sebagai makhluk ekonomi keduanya terpanggil untuk mengabdikan diri melayani segolongan pelajar yang kelihatannya " pemikir serius ", saya kadang tertawa sendiri mengingat masa silam. Akankah pemikiran itu tetap berlanjut di kantin-kantin.

Masa yang telah lampu membuat saya juga getol untuk sekedar bergiat dari satu warung kopi ke warung kopi lainnya. Membahas tema yang hampir seragam tentang lingkaran kemelaratan yang hampir selalu hinggap pada diri ataupun lingkungan. Tak ubahnya pemikir sosialis lainnya dari dimensi makro ke mikro juga sebaliknya.

Namun kita patut bersyukur di ruang publik bernama warung inilah kita bebas mendirikan suatu mimbar dengan audiens terbatas sekaligus menghujat sebuah kebijakan. Barangkali dari sinilah kemudian timbul suatu ide tentang penjajahan. Kita mungkin pernah menjadi pelajar dan memiliki ide atau pandangan menggusur sebuah kemapanan. Akan tetapi sebuah pengetahuan tadi akan berubah melawan segala hal yang berbau gangguan dan disiden.

Sebagai contoh para birokrat pejabat atau siapa saja dilingkaran kekuasaan. Mungkin dulu mereka kritis namun setelah berkuasa? Inilah kemudian apa yang disebut dengan kuasa pengetahuan oleh foucoult, bisa juga knowledge is power oleh entah siapa yang mengatakan pertama kali. Dari dimensi ini kemudian kekuasaan dibangun. Entah berdasarkan asas kebaikan bersama atau kebaikan suatu kelompok.
Kembali lagi ke sebuah ruang publik bernama kantin atau kerennya warung. Dari sini proses klasifikasi terbentuk kita mengkotak-kotak diri kita sesuai dengan minat bakat dan kemampuan ( mirip ujian saringan masuk perguruan tinggi ). Bergerombol sekedar membahas sebuah tema atau lebih mulai dari yang hangat sanpai yang basi.

Maka sampailah ke depan pintu gerbang perpisahan karena jam diatur demikian. Ada saat bersua ada saat berpisah. Kembali ke ruang masing-masing sesuai dengan jadwal yang disepakati. Penulis beranjak pergi membayar kopi sembari mengumpat "dasar", kepala pusing kok yo sempat-sempatnya kumpul karo cah cah yang masih nggak jelas masa depannya. Maksudnya mau dibawa kemana langkah kita. Sambil bersungut-sungut memegang kepala karena sedikit cenat-cenut mikirin sukses nggak ya? Salam.

Sabtu, 03 Maret 2012

The Passion

Entah apa yang sebenarnya terlintas dalam benak saya, namun yang pasti ada sebuah asa untuk kita semua bangkit dari keterpurukan. Berawal dari menonton suatu peristiwa atau kejadian dari televisi maupun pengamatan langsung di lapangan. Tentang suatu gairah yang timbul ketika saya menyaksikan liga Inggris, fil Hollywood maupun film India. Disana telah direproduksi secara massal suatu budaya populer dan masyarakatnya bernikmat diri dengannya bahkan tercipta simbiosis mutualisme. Ada kehausan tersendiri terhadap budaya tontonan massa. Mungkin kita di indonesia jaman orang tua kita dulu jaman baheula adalah kegemaran menonton wayang atau kesenian ludruk maupun ketoprak.

Secara pastinya kapan budaya tontonan menjadi santapan wajib dan bersifat masal saya kurang mengetahui. Namun kegairahan itu sendiri adalah suatu panggilan, semacam kutukan agar budaya tontonan masal terus direproduksi tanpa henti. Akhirnya semua tergantung juga dengan semangat jaman juga semacam seleksi alam. Terjadi pertukaran di ruang-ruang publik, kita bangsa asia yang makanan pokok beras ternyata juga doyan menyantap hamburger pizza dan juga makanan impor lainnya. Sementara kita juga tahu bahwa sebagian dari kita juga kesulitan untuk sekedar mengganjal perut.

Mungkin juga karena dari kegairahan itu sendiri terdapat sistem otomatis untuk memproduksi suatu budaya tontonan masal. Mungkin jika sehari saja tidak diproduksi maka akan timbul gudik. Semacam penyakit yang bisa menular dan memalukan. Maka bisa siapa saja terkena semacam virus yang dinamakan kegairahan ini. Bisa juga dimaknai lain bahwa karena gairah manusia bertahan untuk terus hidup dan berkarya.

Jumat, 17 Februari 2012

Menikmati Kota Jogja ( Exegese )


Minggu yang lalu tepatnya tanggal 5 februari kami bersama rombongan berangkat menuju kota gudeg, kami berangkat dalam satu rombongan bus besar berkapasitas 60 penumpang, perjalanan awal berjalan sangat lancar meskipun hujan rintik menyertai.

Jalanan dari Kota Jember tempat kami start dalam kondisi baik, kami break di Tanggul untuk melaksanakan shalat maghrib berjamaah, sepanjang jalan melalui kota mulai Lumajang Probolinggo semua berjalan dengan baik dan kami berhenti sejenak di Kota Nguling Kab. Pasuruan untuk mengangkut kawan kita asisten tour leader kami. perjalanan terhambat di km 2 Jalan Raya Sedarum, setelah sebelumnya bus berhenti di SPBU Sedarums perjalanan kembali tersendat di jalan raya Ngopak karena dua hari sebelumnya banjir merendam kota kecil Ngopak. Lanjut di jalan raya Pos Daendels wilayah Kota Pasuruan air tampak menggenang disisi jalan akibat hujan deras intensitas tinggi.

Sampai Kota Bangil cuaca sedikit membaik ketika hujan reda namun hujan turun lagi selepas km 5 dari Kota Bangil mengguyur seras sampai jalan raya Kejapanan, hujan reda sampai Kota Mojosari lanjut ke Mojokerto. Jombang diliputi awan kegelapan namun hujan tidak sampai turun. Berturut Kertosono-Nganjuk-Caruban-Ngawi-Sragen-Solo dan berhenti sewaktu adzan subuh berkumandang, kami istirahat shalat dan makan di rumah makan Grafika Kalasan Jogyakarta. Setelah peserta rombongan dalam keadaan segar bugar karena mandi dan perut terisi kami langsung menuju sasaran utama P4TK matematika Jogyakarta, disini sebenarnya secara fisik peserta pelatihan sudah teramat lelah, namun mereka memaksakan untuk terus ikut pelatihan. appreciate to them.

Selama kurang lebih 8 jam pelatihan plus satu jam istirahat shalat makan di tempat pelatihan. saya pribadi mencari suasana lain, seperti biasa kopi pengganti susu kemasan yang susah carinya disekitar lokasi pelatihan, setelah berputar putar mampirlah saya di warung pojok penjual mie rebus dan mie goreng, dari logatnya baru saya ketahui bahwa mereka berasal dari Jawa Barat yang khas logat Sundanya. Saya kemudian menikmati suguhan susu coklat dan secara tiba-tiba dihampiri seorang pemuda dengan logat khas Madura bertanya saya dari mana.

Terjalin komunikasi yang akrab antara saya pemuda yang menghampiri saya dan pemilik warung, sekalipun baru ketemu dan tidak saling mengenal. Sejurus kemudian datang tour leader berdasar informasi yang saya berikan dan nimbrung ikut bercengkrama juga secara hangat, mungkin inilah dimensi yang subtil dan hangat bahwa warung adalah tempat mengekpresikan diri yang demokratis dan berdaulat.

Setelah puas maka saya meneruskan keluar dari sekat-sekat kegiatan peserta rombongan, saya berjalan kaki kurang lebih satu kilo untuk sekedar mencari obat di apotik untuk tour leader yang sedang cantengen jempol kaki kanannya. Saya nikmati betul suasana itu meskipun matahari bersinar terang dan tak kalah teriknya, hingga tiba jadwal makan siang kami kembali lagi ke warung pojok dan lagi komunikasi terjalin akrab meskipun menu yang tersedia adalah sangat sederhana namun pengunjung bejibun, mungkin hemat penulis bahwa penjualnya sedikit bisa dipandang atau manis pisan euy, tapi itu motif pengunjung pada umumnya sedang penulis hanya mencoba menikmati apa yang ada. kembali ke peserta tour yang ternyata dengan wajah sumringah keluar dari kelas pelatihan.

Nampak wajah bahagia mereka merayakan dengan berfoto di lokasi sembari senyam senyum dengan simpul yang penulis sebenarnya meraba-raba ini sedang stres atau entah apa yang terpikirkan oleh peserta.
Perjalanan selanjutnya menuju Hotel Prayogo lama di Prawiorotaman yang menurut juru tulisnya hanya berjarak 1 kilometer dari ikon Jogja Malioboro, yang bermasalah adalah parkir bus dilahan yang sempit, keputusannya adalah jalan kaki secara bersama dari hotel ke Malioboro yang jaraknya sekitar 3 kilometer wouw keren. Penulis sekali lagi mencoba menikmati tiduran di hotel sekedar meluruskan badan karena selama perjalanan tidak tidur.

Prawirotaman identik dengan turis berkantung cekak alias backpacker hotel bertarif murah tersedia sepanjang Jalan Prawirotaman, selanjutnya penulis kelenger dan tertidur pulas di kasur hotel yang empuk. keesokan hari setelah breakfast nasi goreng telur plus sambal dan juga krupuk, kami check out dan lanjut menuju the biggest budhist temple near from Jogja. Candi Borobudur semakin baik saja pelayanannya. Toiletnya bersih dan ada juga pengeringnya seperti hair dryer otomatis menyala, tiket untuk kami yang dalam rangka studi wisata berbeda dengan pengunjung biasa secara signifikan. Para pedagang menghampiri kami dengan semangat juang agar laku dagangannya. Demikian juga para pemilik warung mirip bakul pasar menawarkan makanan dan minuman.

Kami berada di Borobudur selama kuarang lebih dua setengah jam, lanjut makan siang di sebuah restoran dekat Borobudur dengan menu utama ayam bakar. Perjalanan lanjut ke pusat oleh-oleh dekat Bandara Adi Sucipto, peserta rombongan antusias sekali memborong oleh-oleh. ada bakpia geplak dan aneka makanan ringan lainnya, 30 menit alokasi waktu.

Perjalanan lanjut ke Pusat Grosir Solo yang mana peserta mbecak secara kolektif menuju pasar Klewer, mereka getol memborong batik dan jajan khas Solo karena jatah makan sudah habis maka peserta dihimbau oleh tour leader agar makan di parkiran depan pusat grosir. Berbagai panganan dijajakan mulai dari sate, bakso, pangsit mie, es degan, es dawet dan aneka makanan lainnya. selanjutnya kami pulang menuju Jember setelah kumandang adzan maghrib namun ada episode mencengangkan ketika melintas antara Ngawi-Caruban, salah seorang peserta mengalami gangguan sesak napas. penulis kebetulan berada di dekat peserta yang sesak napas kemudian mengarahkan agar panitia perempuan segera memberikan bantuan . keadaan semakin tegang karena peserta yang sesak nafas meminta agar bus berhenti beruntung tempat pemberhentian adalah SPBU yang berdekatan dengan apotik. Terjadi debat kusir selama proses pertolongan korban antara kami peserta rombongan panitia sopir bus dan hampir melibatkan amuk masa seandainya para pihak berdiri pada argumen masing masing, namun badai pasti berlalu peserta yang mengalami sesak nafas pulih setelah membuat tensi tinggi diantara kami dan diakhiri kata maaf karena membuat panik suasana.

Akhirnya sayonara perjalanan semakin singkat, sampai berjumpa pula di lain kesempatan, kami senang bertemu dengan anda. Belanjalah dan kuras kantongmu sampai habis.

Mendongeng Itu Baik

Sebagai bagian sastra lisan maka dongeng adalah kebiasaan para nenek dan orang tua kita jaman dulu, biasanya sebagai pengantar tidur malam hari. Kini mungkin para guru TK atau play group mulai mendongeng sebagai salah satu metode mengajar.

Dongeng adalah cerita berdasar ingatan pendongeng maka kelemahannya adalah daya ingat, namanya juga sastra lisan jika terlalu lama tidak disebarluaskan maka akan mengendap dan akan timbul versi baru penambahan atau pengurangan cerita. Sebagai tradisi asli sastra lisan warga nusantara  maka dongeng lestari selama beberapa abad sampai kemundurannya sekarang. Mengapa orang tua sekarang malas mendongeng? Mungkin beberapa hal, terutama mengenai kebiasaan, jika dilihat maka orang tua sekarang suka budaya atau seni tontonan, bisa menonton televisi atau bioskop, Keduanya adalah budaya cangkok yang dari luar. Berbeda dengan wayang yang asli tradisi nusantara.

Maka sebagai bagian seni budaya instan televisi dan bioskop semakin menggeser budaya lisan mendongeng, ini semakin menurunkan daya ingat pelestari dongeng manakala mereka juga tidak mewariskan kepada anak cucu bahwa mendongeng itu baik, apalagi jika dihubungkan sebagai bagian karakter bangsa, Maka mendongenglah karena mendongeng itu baik.

Urban Complex Society


 Hampir menggejala di kota-kota besar di Indonesia, terutama basis industri manufaktur maupun jasa dan perdagangan, biangnya adalah macet, moda transportasi umum yang acakadul, ledakan penduduk, lahan yang sempit, semua berhimpit menjadi komoditas.

 Macet ditanggulangi dengan pembangunan jalan tol baik dalam kota maupun lingkar luar kota. Disamping itu pembangunan jalan layang, disertai pula  jumlah kendaraan pribadi yang membludak baik mobil maupun motor, maka semakin semrawutlah wajah sebuah kota.

 Moda transportasi umum yang asal bisa hadir tiap hari juga menjadi penyumbang yang signifikan dalam kompleksitas kota. Asap yang tak terkendali juga usia keekonomian yang tak pernah diperhitungkan untuk sebuah moda transportasi umum, selain juga sopir yang ugal-ugalan maka semakin menjadi beban kota. 

 Pengurai disebagian kota besar malah tertelan oleh lingkungan sebagai contoh busway di Jakarta. Busway bisa dibilang dianggap gagal dalam hal mengurai kemacetan di Kota Jakarta malah sebaliknya dianggap biang kemacetan. Waktu tempuh dan jam antri juga menjadi masalah busway.

 Beranjak kepada ledakan penduduk terutama pulau Jawa, dimana hampir  2/3 populasi ada di pulau ini, hal ini linier dengan ketersediaan akses publik mulai sembako, transportasi layanan umum seperti kesehatan dan pendidikan. Terjadi persaingan yang tak sehat, disparitas semakin menganga bak luka yang tak kunjung sembuh karena disirami air garam. 

 Konflik tanah adalah konflik purba setua usia peradaban manusia, terkait juga cara pandang manusia, namun dijaman yang semakin modern ini maka konflik tanah adalah martabat hidup sebagai bagian komunitas. Hampir tak ada lagi istilah tanah tak bertuan apalagi tanah di kota adalah soal hidup dan mati.

 Maka kompleksitas diatas haruslah diurai satu per satu, Macet maka perlu pembatasan jumlah kendaraan pribadi yang beredar setiap hari. Bagaimana menerapkan kebijakan ini? Pajak progresif, three in one

 Moda transportasi umum dengan cara subsidi untuk pengadaan kendaraan baru dan jaminan ketersediaan suku cadang tentunya dengan subsidi pula. Ledakan penduduk perlu dengan intensifikasi gerakan KB nasional, bisa dengan menambah duta-duta di sekolah menengah dan perguruan tinggi untuk sosialisasi. 

 Konflik tanah dengan undang-undang landreform yang berpihak kepada masyarakat akar rumput. Maka sistem yang cerdas sanggup mengurai kompleksitas, sebaliknya sistem yang pandir tertelan oleh lingkungannya.

Rabu, 01 Februari 2012

perilaku korupsi

beberapa hal mengenai perilaku korupsi
1 . ada anggapan sepanjang hasil korupsi dibagi bagi untuk rakyat maka hal itu baik baik saja
2. pelaku tidak merasa bersalah bahkan bangga bisa korupsi
3. pelaku korupsi tidak malu walaupun korupsi sesungguhnya sangat memalukan ,

maka secara sederhana korupsi tidak akan terjadi jika dan hanya jika kita menganut transparansi dalam hal kebijakan publik , katakan ya jika ya dan katakan tidak jika tidak karena selebihnya berasal dari yang jahat ( n.luhman , penggagas teori sistem )
 

Kumpulan Sajak (dari dinding Group Bersajak dan Melawan)


 

(I)

kupu malam diseberang rel

menunggu tamu istimewa

selepas kereta malam lewat

membawa roda menggilas

kupu malam masih menunggu

karena juru palang pintu tengok kanan kiri

kalaulah ada kereta tambahan numpang lewat

ia persilahkan tamu mendahului

sambil menghisap dalam udara dingin
(II)

tuan tuan emir emir raja presiden atau pemimpin bangsa dimanapun berada

hari ini hari kedepan adalah hari penuh harapan impian dan sukacita

dimana rakyat biasa akan memperlakukan pemimpinnya sesuai kebiasaan rakyat biasa

jangan pernah berharap penghormatan akan harga dirimu sebagai pemimpin datang dari rakyat biasa

yang ada hanya umpatan cacian sumpah serapah dan makian jika gagal menyejahterakan mereka

berkacalah bahwa realitas semu tentang citra diri membuat rakyat semakin beringas

mereka malas dilindas lindas

mereka tak percaya lagi dengan tipu muslihatmu

mereka muak melihat wajahmu

maka benahi dirimu benahi dirimu

bersyukurlah dirimu revolusi datang dari rakyatmu sendiri
(III)

arab revolt

nggak ada colt 100

hanya ak 47 ak 100

senjata otomatis

sekali muntah 3 dari 100

pasti kena

kalau nggak kepala

ya anggota tubuh lainnya
(IV)

sekejap kepercayaan itu hilang

bangunan itu rapuh dengan satu sentuhan

tinggal angan angan panjang

kapan kembali semangat perjuangan
(V)

antara niat dan peluang

niat itu ada tapi tak terlaksana

peluang itu ada maka jadilah

niat itu dalam hati

peluang tercipta karena keadaan

maka syukur kuucapkan

karena peluang itu datang

maka benar kata orang

takkan lari gunung dikejar
(VI)

menjelang malam ketika bulan tak lagi purnama

hanya sedikit bintang tampak berkilauan di atas langit sana

kabut dingin perlahan mulai menyapa

nyalakan api tuk sedikit hangatkan raga

sambil bercengkrama saling sendau gurau kita bersama

nikmati suasana

membangun asa tentang berkah hidup walau sehari saja

senja semakin larut dan kita ikut larut didalamnya membumbung tinggi

meninggalkan ibu pertiwi

penanjakan , juni 2011
(VII)

tidak sedang memuja sastra

konon sastra itu setua usia manusia . sebelum mengenal tulisan kita mengenal sastra lisan . orang tua kita atau nenek kita hampir dipastikan penutur lisan dongeng pengantar tidur . ceritanya bermacam-macam mulai yang bisa dinalar maupun yang metafisika. kemudian kita memilahnya menjadi prosa dan puisi atau gabungan keduanya serta bahasa yang digunakan . jika penggunaan bahasa indah cenderung dihindari oleh penulis karya ilmiah maka puisi atau prosa mengelaborasi bahasa indah ini kedalam prosa atau puisi . karena identik dengan keindahan maka disinilah kemudian yang membuat prosa atau puisi masuk ke dalam seni sastra . didalamnya akan kita temukan suatu realitas yang kadang hadir juga di tengah masyarakat atau merasuk memaknai jiwa kita sendiri sebagai hasil kontemplasi . bahwa prosa atau puisi selalu memuat bahasa indah , itu dulu . sekarang kita bisa membaca bahwa prosa atau puisi juga dipengaruhi realitas sosial disekitar kita . maka tidak heran kalau kita menemukan bahasa miring dalam prosa atau puisi , mungkin sebagai bentuk protes atau ada udang dibalik batu . yang tahu itu tentunya penulis prosa atau puisi dengan tuhan tentunya . maka puisi dan atau prosa menciptakan ruang protes , baik kepada diri , orang lain , alam atau kepada tuhan . bahwa jika kita protes kepada penguasa kalau terlalu keras bisa dikenakan tuduhan makar / subversif . maka prosa dan atau puisi membebaskan kita dari ikatan diatas . dari sinilah kita menemukan surga walau sebatas realitas kata-kata , maka menulislah sebelum menulis itu dilarang. salam
(VIII)

suatu masa ini bait allah ini bait allah

nabi yermia menyeru bani israil

agar kembali ke jalan yang benar

namun semua yang hadir menganggap nabi yermia membuat nubuat palsu

akhirnya ia dijebloskan ke dalam sumur tak berair

berkat bantuan seorang etophia

ia berhasil lolos

sembari mengingatkan bani israil

akan kedatangan tentara babylonia

yang akan menyembelih semua keluarga raja

raja yehuda karena kekecutan hatinya

tak menghiraukan seruan nabi yermia

ditambah pembesar kerajaan yang membenci nubuat nabi yermia

sepeninggal nabi yermia

tahun penuh hukuman itupun tiba

tentara babylonia dibawah nergelsarezer dan nebusyasban

memporakporandakan benteng kerajaan bani israil

dan membawa seluruh bani israil

menghadap raja nebukadnezar

yang berkemah di jericho

didepan raja yehuda

semua anak raja disembelih

dan raja yehuda dibutakan matanya dan diasingkan

apa yang menimpa bani israil

adalah mereka memperjualbelikan tuhan
(IX)

urban complex society
suatu kampung padat kumuh

berjejer para penduduk

mereka tidak sedang demonstrasi

mereka sedang mencuci

dengan deterjen tentunya
berjejer pula mereka jemur

didepan disamping

dikolong kolong
adakalanya jemuran mereka dimaling sesamanya

mereka mengumpat entah kepada siapa
kota disana kau dipanggil dan dijarah

namamu tak seharum baumu
(X)

alexander the great menyandang kekaisaran dengan bijak

jenghis khan menguasai lebih luas kekaisaran

saladin raja alim abad 11

cak jum 12 tahun mbecak

dan bernasib sial

gara gara mbecak dan kena razia di jalur three in one

becaknya ditenggelamkan di laut jawa

dan memaksa cak jum transmigrasi
di tanah baru cak jum gagap

karena biasa mengayuh becak

kini pacul dan sekop disandangnya
cak jum pasrah

merana dan gagal mengolah lahan
kini cak jum kembali lagi ke kota

bukan sebagai pengayuh becak

transformasi menjadi sopir bajaj

setiap hari harus ngebut kejar setoran
(XI)

kraaaaak

bemper depan motor berhimpit

sopir turun periksa keadaan

" oh nggak apa apa "

maju saja sedikit

sebentar lagi kereta lewat

kita akan melaju lagi
(XII)

Hanya Berandai-andai Saja
korupsi kalau untuk kebaikan bersama maka akan saya dukung

putusan pengadilan menghukum ringan para koruptor maka akan saya amini

karena untuk kebaikan bersama

maka pesanku untuk bangsaku

korupsi itu baik apalagi jika demokratis

efek netesnya sampai akar rumput

korupsi adalah cara luar biasa mengatasi keadaan

siapapun komponen bangsa ini punya hak untuk korupsi

maka sekali lagi

wahai saudara saudaraku

korupsi selain membanggakan juga bikin kita keluarga saudara teman dekat rekan bisnis atau relasi kita kecipratan jadi kaya

korupsilah selagi punya kesempatan

apalagi kalau dibarengi dengan niat

maka dijamin akan jadi koruptor sejati
saudaraku sebangsa dan setanah air

bersajak dan melawan , ini hanya berandai-andai lho

dont try this at home

parental advisory

untuk anak anak perlu pendampingan orang tua
(XIII)

ben pernah mengadukan tentang hal ini

nanti dan seterusnya

mengingat mati tak lagi jawaban pasti

" mustahil " katanya

kita tidak sedang berpikir

otak kita sudah dibuang dalam meja operasi

kini berganti menjadi procesor

bermetamorfosis

sekali kedip jagad semakin transparan

batas itu hilang

tabu itu masa lalu

kita larut dalam ketelanjangan

kita terpesona
(XIV)

dalam bersajak kau liberal

dalam bertindak kau tak kalah binal

sejak lama aku sudah percaya

bahwa jangan pernah melihat orang dari penampakan luarnya saja
(XV)

sapare aude

tentang kebijakan tentang hal mendesak

perkenankanlah kami masuk

kami tahu hal itu menabrak

maaf dan terima kasih

tabik tuan
malang , 5-11-2011
(XVI)

pembantu dan pembantah

keduanya hadir bersamaan

saling membantu saling membantah

ikut menyikut ikut menyanggah

tercipta agar kepentingan tuan aman

dari gangguan keamanan lingkungan

memberi rasa nyaman

bisa dikontrak bisa disewa

meminjam bahasa lenin " useful idiot "
80911 , bantaran rel
(XVII)

pengendali becak

haluan nggak kalah dengan truk trailer

kekuatan tangan adalah hal pasti

kaki mengayuh nafas ngos-ngosan

rem blong nggak masalah

masih ada kaki gesekan dengan aspal maupun tanah
(XVIII)

kata kata sudah berbuih buih

sekalipun bisa dicerna

tetap saja otak tak sanggup berproses

ternyata otak juga butuh reses
bumi untung suropati , 12-09-11
(XIX)

LURUH

lirih senyap sunyi sepi

menghimpun menghambur

tersebar terkonsenstrasi

memaknai mencari menjaga akal budi luhur

kita adalah gabungan dari kedhaifan

masih berjalan merangkak menuju samudra luas penuh tantangan halangan
refleksi diri , 23-09-11
(XX)

memahami dan mengerti

keduanya setara sama arti

bedanya hanya pendalaman

makna melekat pada otak kita

bukan diluar sana apalagi disini
(XXI)

mengenang ibrahim mengenang ismail

dua hamba yang patuh pada Tuhannya

teladan bagi umat insan kamil

mengharap ridho illahi robbi azza wa jalla
(XXII)

topo ing ngrame

ono pinggir rel

nggolek sing iso nambahi kawruh

marang awake dewe

kabeh mau saka palilahe gusti

Allah azza wa jalla
(XXIII)

seorang laki-laki pintar tapi jelek bertemu

seorang perempuan cantik tapi bodoh

menghasilkan seorang anak

jelek seperti bapaknya dan bodoh seperti ibunya ,

entah bercanda atau fakta
(XXIV)

KITA ADALAH MANUSIA NUSANTARA
puak puak peradaban bangsa

sejak jaman moyang hingga jaman serba digital

tidak pernah meninggalkan proses tanpa berdarah darah memakan korban
bisa karena bencana alam maupun akibat ulah manusia sendiri

gunung meletus gempa bumi dan tsunami

huru hara demonstrasi kelaparan
semua terangkum dalam sejarah peradaban manusia nusantara

baik lisan maupun tulisan

penuh intrik dan taktik
dari sakral menjadi profan

dari transenden menjadi imanen

dari tradisi menjadi komoditi

dari ilusi menjadi harmoni
adalah hal yang tak pernah berubah

sekalipun bencana ditimpakan

manusia nusantara beriap riap

memenuhi muka bumi

meraup madu dari tanah kehidupan

dari tanahnya yang subur

dari laut yang melimpah ikannya

dari tanah bencana yang senantiasa

menyertai
nusantara adalah surga dunia

demikian kata pujangga bijak bestari para tapa rahib resi para punggawa raja rakyat jelata
menjadi manusia nusantara

memahami alam memahami bahasa

menjalin karsa mengolah rasa

bahwa hidup tiada penuh logika

hidup haruslah selaras dengan alam

hidup haruslah mendahulukan fakir

hidup haruslah berbela rasa kepada kaum papa kaum duafa kaum tertindas kaum termarjinalkan
bukan jalan hidup yang sesat menyesatkan

bukan jalan penuh tipuan

tunjukilah kami jalan yang lurus

menuju jalan yang diridhoi

menuju negeri gemah ripah lohjinawi

menuju nusantara aman damai sentosa sejahtera
31-12-11

Seratus Tahun Kesunyian Legiun Asing Dan Secangkir Kopi

Bowo seorang pemuda yang merasa lapar dan ingin makan. Bowo berjalan-jalan mencari tempat yang cocok untuk menutupi keinginannya tersebut. S...