Senin, 07 Mei 2012

Islam dan Demokrasi (1)

Tulisan ini tidak mempunyai kehendak semacam gendang yang dipukul bertalu-talu. Juga tidak membuat suasana hingar bingar yang sudah diwakili masyarakat Indonesia kontemporer. Juga tidak hendak memprovokasi agar perjuangan haruslah melalui jalan kekerasan melainkan mari kita saling lempar wacana, bukan lempar handuk sembunyi badan. Hanya saja kemudian mencoba menyambung sebuah diskusi informal dengan seorang kawan tentang relevansi demokrasi dan Islam. Pertanyaan mendasar adalah kompatibelkah antara dua arus besar untuk bersatu jika keduanya mengusung kecurigaan. Bahwa dibutuhkan penerimaan yang tulus dan sungguh sungguh para pihak agar terbangun jembatan penghubung antar peradaban.

Jika peradaban dinasti yang berkuasa pasca khalifah disebut model ideal tentang negara. Maka kita akan mundur ke belakang sejak sebelum Islam diajarkan Oleh nabi Muhammad. Bahwa budaya patriarki adalah sebelum kedatangan nabi sudah ada maka peradaban yang hendak dibangun oleh kalangan pengusung daulah kedinastian bisa saja mendekati abad kegelapan. Maka ada namanya jalan tengah, mungkin model ini diterapkan oleh negara Turki saat sekarang. Sekalipun ide tentang sekularisasi meluluhlantakkan peradaban Turki pasca perang dunia kedua, saat sekarang pelan tapi pasti meminjam istilah Peter L Berger bahwa peran agama diterima selaku benar adanya.

Maka runtuhlah ide sekularisasi yang diusung oleh peradaban Eropa berikut sistem jelmaan manusia yang rakus. Imperialisme,kapitalisme,liberalisme dan matinya komunis seiring dengan semakin seksinya sosialis bertabur kue kapitalisme model Cina. Maka demokrasi tidak menyingkirkan peranan agama sama sekali bahkan berkolaborasi membangun sebuah negara bangsa semacam Indonesia. Kita temukan dalam mukadimah undang undang dasar  1945. Ideologi bangsa juga bersumber atas kehendak atau campur tangan Tuhan yang maha esa.

Dari sini kita akan temukan bahwa model negara bangsa menemukan jalannya ketika kita melihat diri sendiri sebagai sebuah bangsa Indonesia yang utuh. Kita berdiri di atas berbagai kemajemukan, bhineka tungga ika. Dan para pendiri bangsa paham betul bahwa peranan agama sangat relevan dan kompatibel dengan negara bangsa. Maka demokrasi Pancasila mengelaborasi peranan agama dalam sebuah negara bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ekosistem Dan Daya Tahan

 Konon merk besar digarap disebuah garasi seperti Facebook kini menjelma menjadi metaverse Instagram WhatsApp dan Threads. Merk besar perusa...