Origin jember
Destination Jogja dan sekitarnya
seat 59
ETD 5.00 pm start dari jember
5.30 Ishoma di masjid Tanggul
6.00 Perjalanan ke Jogja
6.30 Ishoma di rumah makan breakfast mandi dan ngopi ngopi
Sebentar lagi peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 69 . Gegap gempita sorak sorai seluruh rakyat Indonesia berkumandang dari Sabang sampai Papua dari Miangas sampai Rote . Kemerdekaan adalah hak segala bangsa demikianlah pembukaan UUD 45 . Tanah tumpah darah yang penuh dengan kekayaan diperjuangkan oleh para pahlawan bangsa . Hidup dalam alam kemerdekaan adalah keniscayaan tegaknya keadilan menuju kemakmuran . Sekali lagi kedaulatan dalam alam kemerdekaan adalah semesta berlakunya nalar alam pikiran yang sehat dan rasional serta pendayagunaan hati nurani . Selebihnya nafsu kotor penuh kekerdilan dan pendendam .
Kisah epos wiracarita Mahabarata sungguh memesona saya sewaktu kecil SD
sampai SMP . Apalagi pernah ditayangkan dilayar TPI jaman dulu , sehingga
terpaksa lari dari eskul Pramuka . Saking gandrungnya lari-lari kecil mulai
dari sekolah sampai rumah yang jaraknya kurang lebih satu kilometer saya lakoni
demi sebuah epos yang diangkat dilayar kaca . Saya terpana dengan kesaktian
para anak titisan dewa yang dominan dalam cerita tersebut . Dan jelas karakter
Pandawa adalah milik kita semua ( waktu itu ) . Beranjak SMP saya menemukan
cerita Mahabarata yang bergambar bisa dikatakan komik . Anehnya bukan tulisan
cerita yang membuat saya berlama-lama memelototi komik tersebut , namun gambar
sampul sampai isi . Lantas saya punya kesimpulan bahwa tukang gambarnya hebat menurut
alam pikiran saya pada saat itu , lha wong soalnya saya kurang atau bahkan
sangat jelek jika menggambar hahaha ( ini karakter jelek atau eksentrik saya ,
wong nggak punya keahlian atau jeblok pada kurikuler tertentu malah tertawa
terbahak-bahak ) . Kembali ke epos Mahabarata bahwa ternyata episode di
televisi sudah nggak berlanjut dan saya lupa .
Melompat sekitar tahun 2004-2005 adalah karya Agus Sunyoto , Suluk Abdul
Jalil . Pada bagian pengantar saya terhenyak ketika membaca pemaparan penulis
dalam exegese bahwa sejarah adalah milik pemenang perang . sebagaimana kita
tahu peristiwa tumpas kelor / genosida bangsa Eropa terhadap bangsa Indian di
Amerika . Bangsa Indian digambarkan buas , pemakan sesama dan suka berperang .
Dalam karya fiksi Karl May / OLd Shuterhand malah berkawan baik atau bersahabat
dengan Winnetou kepala suku bangsa Apache yang agung . Maka penggambaran hitam
atas putih bisa jadi penafsiran subjektif pemenang perang .
Inilah yang kemudian menjadikan penilaian lain saya terhadap epos wiracarita
bahkan sebuah peristiwa yang harus diselami dari berbagai sudut pandang .
Sayang ini adalah ranah filsafat sejak jaman prawayang sampai kontemporer maka
kedangkalan adalah pemenangnya . Segala harus serba instan , yang dalam
dibungkus saja buat arsip di museum ha ha . Salam .
Tony Herdianto
Bahwa atas berkat Allah yang maha kuasa dan dengan dorongan cita-cita luhur maka dengan ini menyatakan kemerdekaannya. Bangsa ini sudah lepas dari penjajahan tradisional namun masih terjebak kearah mana bangsa akan dibawah kalau masalah kemajemukan tak segera teratasi. Kalau hal ini benar maka para pemimpin sedang galau dan mereka masih bermimpi mewujudkan negara sejahtera. Padahal disudut sana bung Akbar sudah bosan mbecak di Jtv, ia memutuskan pindah saluran menjadi comic di stasiun nasional.
Konon merk besar digarap disebuah garasi seperti Facebook kini menjelma menjadi metaverse Instagram WhatsApp dan Threads. Merk besar perusa...