Tampilkan postingan dengan label africa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label africa. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Juli 2024

Ekosistem Dan Daya Tahan

 Konon merk besar digarap disebuah garasi seperti Facebook kini menjelma menjadi metaverse Instagram WhatsApp dan Threads. Merk besar perusahaan teknologi bukan dirancang dalam sekejap, ia adalah proses penuh sematjam investasi jadi atau buntung. Ekosistem ini mendekati sematjam sesempurna mungkin, Facebook semula dirancang memudahkan komunikasi sesama mahasiswa satu kampus. 

Berkembang dan menjadi raksasa dengan mentjaplok Instagram WhatsApp dan Threads. Pilihan akhirnya kepada pengguna memakai keempatnya atau suka suka.

Mungkin ini bisa menjadi penantang dominasi google dengan berbagai feature yang dimiliki Gmail,Blogger,Google Drive bahkan OS Android. Diluar itu ada X dan Telegram dengan berbagai keunggulan dan kelemahan.

Bagaimana dengan Yahoo, konon perlahan kurang populer atau kurang inovasi. Ini peluang sekaligus tantangan bahwa merk dagang bukan sesuatu yang abadi. Ia berproses seturut kreatifitas dan ikut perubahan, sebab teknologi terus berkembang dan tumbuh subur.







Senin, 07 November 2022

Masyarakat Menonton

 


    Sebermula sebuah hiburan yang kemudian secara meyakinkan sukses untuk sekedar mengaduk-aduk perasaan penonton. Sekalipun berdasarkan kisah nyata, fiksi tetaplah bumbu yang menyegarkan dalam sebuah tontonan. Sekaligus betapa absurd masyarakat memandang status kelas, kelas menengah ditonton kelas pinggiran. Barangkali energi itulah yang tertangkap jamak masyarakat penonton ditengah kepenatan dan himpitan ekonomi. Maka sinetron sekalipun absurd adalah upaya pelarian dari kenyataan hidup sehari-hari.

    Dan gayungpun bersambut drama ala Indonesia malah lebih absurd. Para pengambil kebijakan ramai-ramai cuci tangan atas hal yang menjadi tupoksinya. Hipokrisi di segala lini, menegakkan hukum sambil bermain api. Akibatnya fatal mereka bagaikan badut.

    Memang ketika pertunjukkan membosankan dalam sebuah sirkus maka dimasukkanlah badut-badut supaya penonton mengalami relaksasi. Ini jamak di negeri nyiur melambai para badut bahkan cabul dan ekstase atas kecabulan.

    Masyarakat sudah jengah, akhirnya mereka menuju laut , hutan , gunung bahkan gurun sahara yang gersang sekedar melupakan kecabulan para badut. Anehnya mereka selalu lolos setiap kali pemilu setiap kali ada kompetisi. Jangan-jangan mereka mengelembungkan suara sendiri biar memangku kekuasaan lagi.

Sabtu, 14 Juli 2012

Islam dan Demokrasi (II)

    

     Sebagaimana sejarah tentang peradaban maka periodesasi perkembangan Islam adalah Jazirah Arab yang dengan segala aspek budaya dan tradisinya. Maka periodesasi yang paling menentukan adalah ketika persinggungan dengan para pedagang di nusantara dengan beragam budaya dan tradisinya . Diaspora atau penyebaran oleh pedagang dan guru tarekat / mursyid berkembang secara dinamis lantaran penduduk nusantara sudah mengenal Tuhannya sejak jaman purwakala.

 Dari sini kiranya dapat kita tarik benang merah betapa sebagai bangsa yang religius kita sudah sejak lama menjunjung tinggi demokrasi dalam segala bentuk peradaban. Sekalipun kenyataannya kita dikuasai oleh hampir ratusan kerajaan atau kesultanan , namun ghirah / semangat demokrasi itu sudah nampak .

    Menarik untuk menjadi bahasan adalah sumbangsih yang sangat berarti tentang kebhinekaan kita. Berbeda namun tetap satu jua, sebenarnya ini adalah ambiguitas sebagai sebuah bangsa, namun dipersatukan mungkin oleh nasib saling menderita. Pada periodesasi perkembangan Islam di nusantara para penyebarnya terutama di Jawa dengan sentral 9 wali.

     Maka proses akulturasi berjalan sangat progresif dan mungkin juga revolusioner. Bisa dilihat dari semula kerajaan bercorak Hindu-Budha beralih ke kerajaan / kesultanan. Bisa juga dimaknai sebagai proses demokrasi karena para raja atau bangsawan beralih secara sukarela tanpa paksaan. Kita juga tahu bahwa di India sekalipun dinasti Jehan sekian abad berkuasa namun di India, Hindu tetap sebagai agama dengan pemeluk mayoritas. Mungkin ini juga sesuai dengan konsep negara modern dimana Nabi memimpin tidak hanya umat Islam namun juga Kristen ,Yahudi juga Zoroaster di Madinah.

    Kembali tentang konsep demokrasi dalam Islam adalah teladan seperti Nabi yaitu penguasa atau pemimpin dihasilkan melalui musyawarah atau kesepakatan bersama. Di jaman modern ini mungkin hanya Swiss dan Swedia yang masih menerapkan model konsensus untuk tujuan kebaikan bersama . Di nusantara malah terjadi proses sebaliknya dengan model pemilu langsung untuk memilih wakil di parlemen maupun eksekutif. Bahkan terjebak dengan semangat pemberangusan terhadap tradisi , menjadi contoh pasar tradisional dirobohkan di ganti dengan mall. 

    Lebih ironi lagi pelaksanaan demokrasi jauh dari semangat kebangsaan tentang prinsip dasar kebhinekaan yaitu Pancasila dan UUD 1945, maka kiranya perlu menjadi tinjauan bersama mengenai demokrasi kita. Bahwa Islam dan segala aspeknya menghendaki kebaikan bersama semuanya juga sebagaimana demokrasi dicetuskan. Pembaca yang terhormat kiranya sudilah untuk menilai memberi nilai dan menyimpulkan tentang semangat Islam dan Demokrasi, terutama menuju bangsa yang majemuk dengan tetap menjunjug tinggi budaya yang luhur. (Salam)

Ekosistem Dan Daya Tahan

 Konon merk besar digarap disebuah garasi seperti Facebook kini menjelma menjadi metaverse Instagram WhatsApp dan Threads. Merk besar perusa...