Selamat hari lahir Pancasila bung Karno dan kota Jakarta. Bulan Juni begitu istimewa. Begitupun banyak tokoh lahir di bulan Juni berasa istimewa walaupun biasa saja.
Sejarah selalu mencetak tokoh perubahan dengan segala kekurangan dan kelebihan. Begitupun juga dengan kota, tempat bertemu para cerdik cendikia sekaligus diplomat petualang.
Beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi menggagas tentang bayar belakangan buat mahasiswa atau calon mahasiswa. Sekilas seperti angin surga soalnya nanti banyak yang naik kelas atawa prestise bisa kuliah. Kabar buruknya bayar belakangan banyak melanda sektor e-commerce yang mana konsumen sering teledor sampai gagal bayar. Belum lagi pinjaman online yang menjamur bersamaan dengan wabah global sars-cov19. Pokoknya benar-benar mbois seperti Superman datang bawa bantuan tapi eits syarat dan ketentuan berlaku.
Masih pada kesempatan yang sama menteri keuangan berujar bahwa utang itu sangat bermanfaat contohnya pemberian beasiswa pemerintah untuk mahasiswa maupun pelajar. Dalam pikiran nakal saya langsung melayang selama ini kemana pajak dan cukai yang sangat besar itu. Kok tiba-tiba semuanya serba utang dan itu seperti prestise sekali, semakin banyak utang semakin kaya sebuah negara contohnya Amerika.
Banyak orang menyepakati banyak baca banyak tahu nyatanya banyak mendengar kita juga bisa tahu. Kesemuanya adalah hikmah dari belajar baca tulis hitung dengar bahkan menggambar. Sekilas ilmu juga adalah seni bahkan teknik atau ilmu alat. Lewat ilmu inilah peradaban tumbuh dan berkembang.
Bowo seorang pemuda yang merasa lapar dan ingin makan. Bowo berjalan-jalan mencari tempat yang cocok untuk menutupi keinginannya tersebut. Setelah berkeliling, Bowo menemukan sebuah warung makan yang terlihat ramai dengan pelanggan. Bowo pun masuk ke dalam warung dan duduk di salah satu meja yang tersedia.
Seorang pelayan datang dan menawarkan menu makanan kepada Bowo. Bowo melihat-lihat menu, mencari hidangan yang paling menggugah selera. Akhirnya, Bowo memilih untuk memesan nasi goreng ayam dan segelas jus jeruk.
Saat menunggu pesanannya datang, Bowo memperhatikan suasana di sekitarnya. Warung makan itu dipenuhi dengan aroma lezat dari berbagai masakan yang sedang dimasak. Pelanggan lain juga terlihat menikmati hidangan mereka dengan penuh kesenangan.
Tak lama kemudian, pesanan Bowo tiba di mejanya. Nasi goreng tersebut terlihat lezat dengan ayam yang diiris tipis dan sayuran segar yang terselip di dalamnya. Bowo mencampur rata nasi dengan ayam dan sayuran, lalu mengambil suap pertama.
Rasa gurih dan sedap segera menghantam lidahnya. Bowo merasa bahwa keputusannya untuk makan di warung ini adalah keputusan yang tepat. Bowo terus makan dengan lahap, menikmati setiap gigitan dari hidangan yang dihadapinya.
Ketika Bowo selesai makan, Bowo merasa puas dan kenyang. Bowo membayar tagihan di kasir dan berterima kasih kepada pelayan yang telah melayaninya dengan baik. Dengan senyum di wajahnya, Bowo meninggalkan warung dengan perasaan bahagia dan energi yang baru.
Dengan perut yang kenyang dan hati yang senang, perjalanan Bowo pun berlanjut. Bowo merasa semangat untuk menjalani hari dan menghadapi segala hal yang akan datang.
Dalam dunia tawar menawar lazim interaksi antara penjual dan pembeli mencari titik keseimbangan. Bahkan para pelaku e-commerce juga mengadopsi cara ini. Baru belakangan saya ketahui ketika memasukkan keranjang ada opsi tawar. Nyatanya tradisi ini sudah lama dan lestari sampai sekarang.
Secara umum jual beli termutakhir saya ikuti termasuk tiktok dan tokopedia berkolaborasi. Ini menunjukkan pasar Indonesia yang semakin seksi dan menggoda terutama barang konsumsi.
Keahlian itu penting selebihnya soal sikap dan perilaku yang berkesinambungan.
Ini menjadi poin utama diskusi siang hari selepas wara wiri Pasuruan Sidoarjo.
Memang langkah awal yang meyakinkan itu sungguh berarti terlebih jika disertai usaha yang terbaik.
Konon merk besar digarap disebuah garasi seperti Facebook kini menjelma menjadi metaverse Instagram WhatsApp dan Threads. Merk besar perusa...
