Rabu, 26 Agustus 2015

Lumrah

Sebenarnya suatu hal yang biasa saja hubungan antara lembaga dan nasabah , heheheheheheheh . Mumpung hangat hangat tahi ayam dan masih nempel diingatan maka kutuliskan sebuah kisah berikut .

Punya hutang atau berhutang bukanlah hal yang memalukan dan membuat pihak yang berhutang seperti menderita kudisan , panu , kutu air atau semacamnya . Berhutang wajar dan lumrah dalam peri kehidupan manusia , sampai ada semacam kalimat " kalau nggak hutang ya nggak belajar " . Maka belajarlah dari hutang hutang kita .

Sampai saya menemukan suatu studi penagih hutang mengajak saya karena daerah yang dikunjungi rawan tindakan yang berisko fatal . Maka saya menjadi teman yang baik seraya saya kemukakan pendapat saya bahwa daerah yang dilewati kemungkinan aman .

Saat bertemu dengan nasabah dengan sedikit basa basi , nasabah berjanji akan bayar diakhir bulan . Saat sekarang kurang memungkinkan pendapatan kurang ideal buat mengangsur pinjaman , itu alasan nasabah telat membayar .

Selesai maka lanjut ke nasabah kedua , penjaga gerbang menyambut . " ada keperluan apa mas , " saya hanya menunjuk isyarat tangan dan teman saya memberitahu maksud kedatangannya . Penjaga gerbang maklum dan mengantar ke kantor sang nasabah bekerja .

Mungkin yang buat nasabah sedikit tengsin adalah kenapa sampai ditagih dimana ia adalah abdi disebuah lembaga . Waow suprise dan marah marahlah ia diujung telepon kepada ( barangkali suaminya atau entah siapa ) . Mungkin malu bercampur marah , entah .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ekosistem Dan Daya Tahan

 Konon merk besar digarap disebuah garasi seperti Facebook kini menjelma menjadi metaverse Instagram WhatsApp dan Threads. Merk besar perusa...